Mohon tunggu...
Rifki Sya'bani
Rifki Sya'bani Mohon Tunggu... -

Transmission Telcom Engineer (katanya), traveler (sukanya), cyclist (hampir tiap ke kantor) , and book lover. \r\n\r\nhttp://www.nulisbuku.com/books/view/40-hari \r\n\r\nhttp://abuziyad.multiply.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Menjelajah Pedalaman Borneo: "Paling dan Untuk Indonesia"

9 Mei 2011   11:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:55 2054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau jalan menuju Sintang dari simpang Nangapinoh maupun Sintang ke arah Bukit Kelam. Mungkin ini bisa jadi bagian dari komoditas wisata adventure dan jejak petualang? Mungkin.. :)

 

Selain jalanan yang begitu menantang, ternyata ada keunikan lain. Masyarakat dan warga yang tinggal di pinggiran jalan raya kerap menjadikannya sebagai tempat nongkrong. Mereka tanpa rasa sungkan apalagi takut untuk sekedar duduk di bibir jalan raya, ngobrol dan kongkow-kongkow.

 

Selain itu memarkirkan sepeda motor di badan jalan juga merupakan kebiasaan yang unik, padahal lebar badan jalan tak lebih dari 7 m saja yang lebih sering di papasi truk-truk besar bermuatan lebih menjulang-tak lagi mengindahkan tonase yang diizinkan oleh DLLAJ-yang penting bisa untung! hehe.

 

Lalu jarak jalan dengan pemukiman sangat dekat, bahkan bisa dibilang rapat. Pola pembangunan pemukiman yang linear di sepanjang jalan raya ini membuktikan minimnya perencanaan pembangunan yang terintegral. Belum lagi kita bicara soal sistem drainase maupun ruang untuk para pejalan kaki.

 

Tapi itulah Indonesia. Pola hubungan tempat tinggal dan urat nadi transportasi darat merupakan adaptasi dari budaya sungai dan sampan yang juga menunjukkan pola yang sama, antara rumah tinggal dengan jalur transportasi hampir berpadu menjadi satu. Hal ini tentu dalam rangka efektifitas, dan produktifitas masyarakat dalam kegiatan ekonominya.

 

Mungkin memang kita perlu bersabar dengan konsep pembangunan daerah yang minim visi ini. Malu dengan negeri jiran terdekat, dimana jalan raya dari Tebedu menuju Kuching kualitasnya mirip jalan tol di Jawa, dengan letak pemukiman yang terletak menjorok ke dalam dan ter-cluster jauh dari jalan raya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun