1. Tuhan dan sifat - sifatnyaÂ
Asy'ariah sendiri memiliki pendapat tentang konteks pemikiran ini yang di mana pendapatnya menyatakan bahwa Tuhan itu mengetahui,memiliki pengetahuan,dapat menghendaki sesuatu,berkuasa,memiliki kemauan dan memiliki daya.
2. Kebebasan dalam berkehendakÂ
Dalam perihal ini asy'ariah mengemukakan pendapat bahwa Allah yang menciptakan manusia. Dan hanya Allah lah yang mampu menciptakan dan menghendaki segala sesuatu termasuk keinginan dari manusia itu sendiri.
3. Akal, Wahyu dan kriteria baik dan buruk
Dalam pembahasan ini asy'ariah lebih mengutamakan Wahyu, ketimbang Mu'tazilah yang lebih mengutamakan akal. Sehingga asy'ariah memiliki pendapat bahwa baik dan buruknya sesuatu itu harus berdasarkan Wahyu. Dalam konteks ini Wahyu sendiri memiliki arti sumber informasi yang mutlak.
4. Kadimnya Al Qur'anÂ
Banyak pandangan - pandangan yang berselisih pendapat tentang konteks pembahasan ini. Tetapi asy'ariah ini sendiri menjadi penengah atau pendamai di antara kedua pendapat yang berselisih tersebut. Dengan demikian, asy'ariah berpendapat bahwa walaupun Al-Qur'an terdiri dari kata - kata,huruf dan bunyi,hal - hal itu tidak melekat pada hakikatnya Allah,sehingga tidak di katakan sebagai kadim. Kadim di sini berarti terdahulu. Sebagaimana di jelaskan pada surat QS. An -Nahl ayat : 40, yang terjemahannya berbunyi "Sesungguhnya firman kami terhadap sesuatu apabila kami menghendaki-nya,kami hanya mengatakan kepadanya, "jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu."
5. Melihat AllahÂ
Dalam pembahasan konteks ini sendiri asy'ariah memiliki keyakinan bahwa Allah itu dapat di lihat di akhirat,namun tidak dapat di gambarkan bagaimana wujudnya. Ada kemungkinan besar kita bisa melihat Allah,tapi dengan ijin Allah jika Allah sendiri yang menghendakinya.
6. Keadilan