Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dia yang Membuat Nyaman, Selalu akan Menjadi Pilihan

4 September 2023   21:43 Diperbarui: 4 September 2023   21:50 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanyakanlah tentang perjalanan berkereta kepada si Ayah satu ini, maka akan kau dapati sebuah cerita seru.

KALA ITU


Naik ke dalam kereta untuk berangkat kerja, bersamaan dengan berbagai lapisan masyarakat, dalam gerbong yang eksotis minimalis: jendela sedikit, cahaya temaram, disirami berbagai jenis harum-bau. Jika beruntung, perjalanan akan diiringi petikan gitar dan suara merdu, sambil tangan sibuk memilih mangga madu.

"Obral, dijual murah. Sepuluh ribu dua kilo. Ayo...ayo".

Oh tidak lengkap dong jika perjalanan tidak bersauna. Karena sepanjang gerbong eksotis itu adalah sauna.

Mau cerita lain yang memacu adrenalin?

Gak usahlah diceritain adrenalin kucing-kucingan dengan kondektur biar gak bayar tiket. Gak seru itu. Kalah seru dengan naik kereta. Bukan ke dalam tapi naik lagi ke ATAP kereta. Serasa naik kereta double decker gitu. Full AC alami. Penuh kreatifitas lagi, karena naiknya pun tidak perlu pake tangga. Cukup memakai injakan yang ada. Iya, jendela. Adrenalin terpacu ketika tanpa sengaja menginjak badan atau tangan penumpang yang lagi bengong di jendela. Untung yang diinjak bukan kepala.

Padahal di posisi atap kereta itu, kadang dan pernah tercipta adrenalin to the max: penumpang tersengat listrik tegangan tinggi yang tidak sengaja terpegang. Sudahlah. Wassalam. Gosong.

Dan tentu saja, kadang kita jadi serasa pemain Indiana Jones, ya filem sekelas Mission Impossible sekarang gitu. Ketika demi terangkut kereta, kita hanya mengandalkan pijakan satu kaki saja. Catat: SATU kaki. Dan itu pun hanya ujung kaki. Dengan lokasi di mulut pintu kereta. Cocok lah untuk jadi pemain akrobat. Selain kakinya harus kuat, tangan pun tentunya dipaksa kuat memegang apa yang bisa dipegang. Belum ditambah dengan kemampuan "nyingcet" atau berkelit untuk menghindari tubrukan dengan tiang-tiang listrik yang berdiri di pinggir rel. Salah kalkulasi, wassalam juga.

Ah, mana generasi sekarang ngalamin keseruan seperti ini. Tidak salah, jika generasi kami menjadi generasi paling bahagia, karena sebagai anak tahun 90an, kami menjalani hal itu. Beneran.

Karena itu, tanya kami deh tentang rasa nyaman perjalanan dengan KAI Commuter sekarang ini. Karena kami paling tahu perubahan itu. Eaaaa.

Kebayoran Lama | Dokpri
Kebayoran Lama | Dokpri

KINI

Rasa nyaman seyogyanya adalah kebutuhan manusia yang penting untuk dimiliki. Dan kenyamanan itu pula sangat penting ada dalam transportasi publik. Rasa nyaman ini berkaitan erat dengan pengalaman penumpang. Dan tentang kenyamanan ini yang betul-betul terjadi di KAI Commuter. Transformasi yang aduhai sekali. Hebat nian.

Coba kita lihat transformasi itu jika dikaitkan dengan pandangan para ahli transportasi tentang kenyamanan dalam transportasi publik.

  • Kenyamanan Fisik.

Seorang ahli ilmu perilaku kesehatan mengatakan bahwa penumpang yang nyaman secara fisik cenderung lebih puas dengan pengalaman berkendaraan transportasi publik mereka. Kenyamanan fisik ini didapat dari faktor seperti kursi penumpang yang nyaman, gerbong yang adem dengan temperatur yang pas, pencahayaan yang bagus dan kebisingan yang terkendali. Belum jika ditambah dengan faktor stasiun kereta yang lebih modern.

Itu yang terjadi, bukan?

Bandingkan Kereta Rel Diesel jaman dulu dengan KAI Commuter. Jelas bedanya. Kursi yang keras berubah menjadi nyaman. Gerbong yang panas berubah menjadi adem. Kereta yang kusam menjadi cerah dan terang. Stasiun yang hiruk pikuk tidak tertata berubah menjadi demikian rapi memanjakan mata.

Fix. Perubahan yang nyata. Penumpang nyaman. Penumpang bahagia dong.

Bersih, adem, empuk, terang | Dokpri
Bersih, adem, empuk, terang | Dokpri
  • Kenyamanan Emosional

Sebuah penelitan telah menggambarkan hubungan antara kenyamanan emosional dan kepuasan penumpang. Faktor-faktor kenyamanan fisik di atas tentunya akan mempengaruhi kenyamanan emosional. Bukankah kegerahan badan di dalam gerbong yang panas, dengan begitu banyak manusia yang bising membuat emosi kita berubah negatif. Capek hati. Stress. Belum lagi faktor lain, seperti keamanan, kebersihan dan interaksi sosial yang memberi kontribusi tambahan kepada pengalaman penumpang.

Bukankah dengan banyaknya petugas di sepanjang gerbong dan juga stasiun itu memberikan ketenangan dan rasa aman? Penumpang nyaman, kan? Pernah lihat bagaimana petugas mendampingi penumpang yang butuh bantuan: menggendong, mendorong kursi roda, memapah? Bukankah itu menunjukkan interasi sosial yang keren sekali. Melihat itu saja, kita merasa nyaman, kan? Atau bandingkan Stasiun Kebayoran Lama sekarang dengan jaman dahulu, ketika kebersihannya masih seadanya. Padahal sama-sama di lingkungan pasar, bukan?

Petugas yang sangat membantu membuat aman dan nyaman | Dokpri
Petugas yang sangat membantu membuat aman dan nyaman | Dokpri
  • Efisiensi dan kecepatan.

Apakah generasi sekarang mengerti arti kata "bersilang" dalam transportasi kereta? Kata yang dahulu akrab sekali di telinga para Anker -- anak kereta. Kata yang berarti di stasiun depan terjadi persilangan kereta. Arti lainnya: kereta sedang bergiliran masuk ke stasiun. Dan itu hanya berarti satu: kereta kita HARUS menunggu. Dan itu berarti: kita harus menyiapkan karangan bebas memberi alasan kepada atasan kenapa kita terlambat masuk kantor. Bukan itu saja deng. Kita jadi terkuras emosi. Apalagi jika semenit masih diam keretanya. Lima menit berlalu. Seperempat jam tidak ada tanda-tanda maju. Di sini kita berpacu dalam membuat keputusan: turun berganti moda transportasi atau menunggu. Entahlah, apakah seperti ini pula para jomblo menunggu datangnya jodoh.

Oh No!!!

Semua hal itu tidak terjadi lagi sekarang? Terjadi juga sih, jujur. Tapi kan untuk kasus-kasus khusus lah. Manusiawi. Tapi ya coba saja suatu saat cek deh jadwal kedatangan. Saya sendiri sampe kaget, ketika kereta beneran datang TEPAT waktu. Sampai gak percaya dan berguman "Kok kayak di Jepang sana".

Kenapa bisa terjadi perubahan seperti ini coba?

Ya wajar lah. Dulu relnya banyakan tunggal, sekarang sudah ganda. Ganda Badminton saja selalu juara, wajar dong kereta rel ganda juga juara. Eaaa. Ditambah lagi dengan perlintasan sebidang yang ditiadakan. Ganti fly over dong. Atau dibelokkan, seperti perempatan menuju Palmerah dari Komplek DPR. Artinya: kereta adalah raja. Uhuy.

RawaBuntu | Dokpri
RawaBuntu | Dokpri
  • Aksesibilitas

Seorang profesor, Graham Curie, katanya pernah berkata bahwa aksesibilitas itu akan meningkatkan rasa nyaman dalam transportasi publik termasuk kereta. Aksesibilitas bisa berarti gampang diakses. Contoh gampangnya adalah penambahan stasiun kereta. Itu Stasiun Jurangmangu kan dulu gak ada. Sekarang malah rame kan. Artinya penumpang diberi kenyamanan pilihan yang terdekat. Belum lagi sekarang berbagai stasiun kereta terknoneksi dengan transportasi publik lainnya. Stasiun Tanah Abang saja sekarang terhubung dengan berbagai jurusan Trans Jakarta.

Jangan lupa juga aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Sudah ada itu sekarang mah. Kadang kalo inget dulu itu ya gimana ya. Kebayang penyandang disabilitas tidak memiliki akses. Lah wong antara lantai kereta sama lantai stasiun saja kadang harus lompat. Dan lompatnya juga tinggi lagi. Laki-laki sih gampang karena pake celana panjang. Lah jangankan penyandang disabilitas, ibu-ibu saja kerepotan.

Satu hal lain sebagai impact dari aksesibilitas adalah: biaya transportasi lebih murah. Kalo sudah terkoneksi kan cuman bayar sedikit untuk TransJakarta dan KAI Commuter. Dua-duanya kan ongkosnya demikian terjangkau. Ngirit sekaleee kita.

Aksesibilitas ke tempat wisata | Dokpri
Aksesibilitas ke tempat wisata | Dokpri

Beneran saya sebagai anak kereta jaman dulu, salut sekali dengan pembenahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini pihak KAI Commuter. Beneran dulu mah saya tuh sangsi, mana bisa sih dibenahi. Hil yang mustahal. Eala, ternyata bisa euy.

Ternyata, di mana ada niat dan kesungguhan, lakukanlah. Dan lihat hasilnya.

DIA YANG MEMBUAT NYAMAN. SELALU AKAN MENJADI PILIHAN.

Bravo deh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun