Mahal dan murah juga relatif. Halah. Iya, beneran. Kalau mau naik gunung dengan peralatan bermerk, tentunya mahal lah. Tapi sekarang tuh banyak alternatif peralatan yang terjangkau dengan kualitas bagus. Demikian pula dengan biaya perjalanan, sekarang banyak open trip gitu. Naik aja gunung-gunung yang dekat saja dulu.
Usiaku kayaknya sudah tidak cocok naik gunung..
Ah kata siapa? Tidak ada batasan usia bisa naik gunung. Banyak pendaki berusia lolita -- lolos lima puluh tahun tuh. Penulis saja melakukan pendakian gunung PERTAMA KALI seumur hidup itu di usia 46 tahun. Itu pun dengan kondisi minimalis: badan gendut, gak pernah olahraga, gak pernah lari. Tapi ketika tekad sudah bulat, akhirnya persiapan enam bulan -- dengan berolahraga dan berlari -- akhirnya bisa tuh. Gunung Semeru lagi. (Nggak boleh sombong Ayah)
Jadi, buat yang belum pernah mendaki gunung, yuk cobain deh. Bikin target tahun ini. Apalagi bagi mereka yang masih muda, manfaatkan kebugaran tubuhmu. Banyak keuntungan loh mendaki gunung di usia muda.
Tapi, aku gak punya waktu?
Yaaa...... sisihkan waktu lah. Buat rencana jauh-jauh hari. Lah wong kalau gunung yang dekat itu kan bisa didaki di akhir minggu. Jadi gak perlu cuti.
Tapi....
Yowis, kalau terlalu banyak "tapi" mah dijamin lah, gak akan kemana-mana. Gunung itu tidak akan ke mana-mana. Kita nya sendiri yang berusaha, mau mendekat atau menjauh.
Gitu aja repot.
Mumpung awal tahun, mau rutinin cerita tentang gunung dan perjalanannya ah. Tiap hari Kamis. Mayan, banyak cerita dari pendakian 23 gunung tinggi atau rendah yang telah digapai selama 6 tahun. Juga cerita dari sudut pandang orang yang sebelumnya tidak mengenal mendaki samsek.