Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Naik Gunung: Resolusi 2023 yang Layak Dipertimbangkan

5 Januari 2023   05:45 Diperbarui: 5 Januari 2023   05:50 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencapaian puncakku | dokpri

(Serial pertama tiap hari Kamis tentang kegiatan mendaki gunung dari sudut pandang awam)

Kesulitan nyari resolusi tahun ini?

Bagi yang bingung buat resolusi di tahun 2023 atau mereka yang ingin membuat sebuah kebiasaan baru, boleh nih aktivitas ini untuk dipertimbangkan. Naik gunung.

Kenapa naik gunung?

Gampangnya sih karena kita bisa menjumpai banyak gunung-gunung di negeri kita. Apalagi negeri kita ini melimpah dengan pemandangan alam yang indah-indah. Dan pemandangan itu akan makin mantap jika dinikmati dari ketinggian, dari puncak sebuah gunung.

Apa keuntungan naik gunung?

Yang paling mendasar tuh, naik gunung itu kita menjadi sehat. Selain badan ikutan bergerak, berolahraga dengan melangkah dan menanjak menurun, kita juga akan menghirup udara segar dan menjumpai segala hal alamiah natural: rumput, ilalang hutan menghijau, awan putih, langit cerah biru, kadang ditambah bonus pelangi. Bebas polusi udara. Juga bebas polusi suara dan polusi cahaya. Di gunung lah kita bisa melihat bintang bertaburan, tidak hanya satu atau dua.

Berat gak naik gunung itu?

Berat dan ringan adalah relatif. Jika kita tidak mempersiapkan diri, minimal melatih kaki dengan berlari, jangankan gunung, bukit pun akan terasa berat sangat. Namun jika kita mempersiapkan diri, dengan olahraga yang cukup dengan durasi yang pas, gunung tinggi pun bisa dicapai.

Mahal gak naik gunung itu?

Mahal dan murah juga relatif. Halah. Iya, beneran. Kalau mau naik gunung dengan peralatan bermerk, tentunya mahal lah. Tapi sekarang tuh banyak alternatif peralatan yang terjangkau dengan kualitas bagus. Demikian pula dengan biaya perjalanan, sekarang banyak open trip gitu. Naik aja gunung-gunung yang dekat saja dulu.

Mendaki gunung itu beneran melatih sabar dan ikhlas | dokpri dan dari IG menolaklupa
Mendaki gunung itu beneran melatih sabar dan ikhlas | dokpri dan dari IG menolaklupa

Usiaku kayaknya sudah tidak cocok naik gunung..

Ah kata siapa? Tidak ada batasan usia bisa naik gunung. Banyak pendaki berusia lolita -- lolos lima puluh tahun tuh. Penulis saja melakukan pendakian gunung PERTAMA KALI seumur hidup itu di usia 46 tahun. Itu pun dengan kondisi minimalis: badan gendut, gak pernah olahraga, gak pernah lari. Tapi ketika tekad sudah bulat, akhirnya persiapan enam bulan -- dengan berolahraga dan berlari -- akhirnya bisa tuh. Gunung Semeru lagi. (Nggak boleh sombong Ayah)

Jadi, buat yang belum pernah mendaki gunung, yuk cobain deh. Bikin target tahun ini. Apalagi bagi mereka yang masih muda, manfaatkan kebugaran tubuhmu. Banyak keuntungan loh mendaki gunung di usia muda.

Tapi, aku gak punya waktu?


Yaaa...... sisihkan waktu lah. Buat rencana jauh-jauh hari. Lah wong kalau gunung yang dekat itu kan bisa didaki di akhir minggu. Jadi gak perlu cuti.

Tapi....

Yowis, kalau terlalu banyak "tapi" mah dijamin lah, gak akan kemana-mana. Gunung itu tidak akan ke mana-mana. Kita nya sendiri yang berusaha, mau mendekat atau menjauh.

Gitu aja repot.

Mumpung awal tahun, mau rutinin cerita tentang gunung dan perjalanannya ah. Tiap hari Kamis. Mayan, banyak cerita dari pendakian 23 gunung tinggi atau rendah yang telah digapai selama 6 tahun. Juga cerita dari sudut pandang orang yang sebelumnya tidak mengenal mendaki samsek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun