Tapi sepertinya sahabat si Ayah mah lebih suka menyanyikan lagunya Saykoji.Â
"So what gitu loh"
Jalani saja. Dengan teratur minum obat dokter jantung, dong. Hebat kan. Teratur periksa ke dokter tiap bulan. Keren kan. Teratur treadmill. Ya anggap saja cool, meski padahal mah di treadmill nya buat test jantung.  Treadmill test dan echo  dilakukan rutin sesuai permintaan dokter untuk memonitor indikator-indikator jantungnya.
Mau gimana lagi. Percayalah sama dokter
...
Seperti yang kita alami, menunggu covid usai itu seperti menunggu tanpa kepastian. Bayangkan menunggu seperti itu buat sahabat si Ayah yang mau tidak mau dikategorikan sebagai orang yang beresiko tinggi terkena Covid. Belum lagi kekhawatiran akan penyakitnya sendiri: jantung. Pastinya, tindakan yang akan sangat dimengerti jika sahabat si Ayah pun melakukan apa yang dilakukan manusia lain pada umumnya: . Berusaha. Alternatif.
Namanya usaha itu kan bermacam-macam. Seperti artinya alternatif yang secara harfiah berarti "pilihan lain", tentulah ada pro kontra, disetujui ditolak, dan berbagai hal debatable lainnya. Termasuk di sini adalah pengobatan herbal, akupuntur, pijat refleski, totok syaraf dll. Dan semuanya bisa jadi akan sangat tergantung dengan sugesti, penerimaan hati, dan penerimaan bodi. Dan satu alternatif itu kemudian sepertinya cocok dengan sugesti diri sahabat si Ayah itu.
Lalu, apakah yang menyebabkan sahabat si Ayah bisa melalui pandemi itu adalah pengobatan alternatif itukah? Atau rutin minum obat dokterkah? Atau apa?
Ketika ditanyakan hal itu kepada sahabat si Ayah, dia gak bisa menjawab secara jelas. Ngerti sih, lah gak ada jawaban yang pasti tentunya.
Tapi, dari obrolan dengan dia, si Ayah menangkap bahwa sebenarnya yang membuat dia bisa melewati pandemi dengan sehat. Ada usaha. Dan terutama usaha dalam satu hal ini: menjadi agent of change. Dia berubah. Dia hijrah. Sahabat si Ayah melakukan.
?