Seorang anak muda bergelinjangan gak beraturan. Wajahnya tegang. Kesakitan. Berteriak. Jantungnya sepertinya berdebar kencang.
Video sangat singkat itu begitu mencekam. Sakit, meski cuman melihat videonya. Sakit, "lebih baik digebukin orang sekampung", begitu celoteh yang pernah merasakannya. Ya. Itulah sakaw. Kondisi mereka yang kecanduan di kala penghentian konsumsi narkoba secara mendadak.
Ya, video itu diputar bersamaan dengan wejangan dari Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional, Bapak Drs. Anjan Pramuka Putra, SH. MHum dalam pembukaan Forum Diskusi Trending TopikP4GN: Optimalisasi Rumah Edukasi Anti Narkoba (REAN.ID), di Fave Hotel PGC, Selasa 3 Desember 2019.
Menurut Pak Anjan, angka pengguna narkoba di kalangan muda adalah sekitar 3 juta orang. Menurut survey, angka prevalensi itu -- korban lingkungan pelajad dan mahasiswa -- adalah sebesar 3.2% dari total lebih dari 15 juta penguna narkoba.
"Terjadi peningkatan pengguna cukup signifikan di kalangan remaja", begitu urai Pak Anjan. Termasuk yang paling sederhana adalah meracik sendiri narkoba dari beberapa obat bebas yang dicampur alcohol atau soda dan sejenisnya.
Untuk itulah, sebagai bagian dari inisiatif pencegahan, maka BNN menggelorakan tagline Keren Tanpa Narkoba dan melaunching REAN.ID.
Apa itu REAN.ID
REAN.ID adalah sebuah aplikasi yang berupa kependekan dari Rumah Edukasi Anti Narkoba. Rumah yang tidak berbentuk fisik ini adalah "platform keren untuk anak muda yang penuh kreasi". Betul sekali.Â
Patform ini memang dibuat sebagai bagaian dari car mengajak generasi milenial "mengambil peran dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba". REAN.ID adalah website di mana public bisa mengaksesnya sekaligus berinteraksi. Ada tiga tujuan dari REAN.ID ini: media informasi, media edukasi dan sumber informasi dan edukasi.
Seperti disebutkan dalam salah satu brosurnya, REAN.ID sebagai media informasi adalah sebagai wahana para remaja Indonesia berjejaring belajar, berbagi cerita dan inspirasi, terutama dalam bidang pencegahan narkoba.Â
Sementara sebagai media edukasi, REAN.ID bertindak sebagai wahana "mengekspresikan karya, menggali potensi, membangun kepercayaan diri guna mempekruat citra remaja (generasi milenial) sebagai actor utama pencegahan narkoba. Dan sebagai sumber informasi dan edukasi, REAN.ID menyediakan literatur dan referensi digital dalam bidang pencegahan narkoba.
Karena kita percaya,
kreativitas kids jaman now
adalah senjata paling ampuh
untuk memerangi narkoba
Kreatifitas kids jaman now yang menarik dari aplikasi ini bisa berupa artikel, foto, desain -- poster, ifnografis. Juga music dan video. Keren kan. Publik bisa mengunggah kreasinya yang bertemakan anti narkoba dan pencegahan narkoba
Forum Diskusi menjaring usulan dari masyarakat
Di dalam acara setengah hari ini, diskusi diawali dengan paparan tiga nara sumber. Masing-masing adalah Bapak Drs. Purwo Cahyoko, M.Si -- Direktur Informasi dan Edukasi BNN, Ibu Yova Ruldaviyani S.Kom. M.Kom -- Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia dan Leonardi Anil -- Head of Creative and Business Development Mata Indonesia. Ketiga pembicara membawakan topik yang sangat berkaitan dengan REAN.ID sebagai platform milenial dalam pencegahan narkoba.
Terdapat tiga sesi tanya jawab, dengan masing-masing sesi berisi tiga pertanyaan dari tiga peserta dengan berbagai apresiasi, masukan dan usulan untuk dipertimbangkan dalam pengembangan aplikasi di kemudian hari.
- Tentang sinergi dengan pihak lain agar aplikasi REAN.ID bisa lebih menjangkau masyarakat generasi milenial di pelosok-pelosok daerah. Pemikiran ini berdasarkan bahwa generasi milenial di pelosok-pelosok daerah pun harus dibekali pengetahuan tentang pencegahan narkoba dan diberi kesempatan ikut serta berkontribusi. Di sini, dilemparkan masukan untuk berkolaborasi dengan pihak lain, dalam hal ini relawan-relawan dalam naungan Pustaka Bergerak di mana penulis menjadi salah satu relawan lepasnya. Pustaka Bergerak sendiri sekarang memiliki kurang lebih 2600 simpul pustaka di 34 provinsi, yang dikelola secara mandiri oleh para relawan.
- Tentang pemilihan bahasa yang gaul habis dalam aplikasi, untuk dipertimbangkan secara matang apakah sesuai dengan kondisi-kondisi bahasa gaul di pelosok dan terutama di pesisir. Seperti dijelaskan dalam paparan Pak Purwo, 80% narkoba masuk ke Indonesia lewat laut. Karenanya, generasi muda pesisir sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Dan itu membuat pendekatan bahasa gaul yang dipakai harus juga sesuai dengan bahasa gaul di beberapa daerah atau pelosok, tidak hanya berdasarkan bahasa gaul perkotaan.
Acara yang diakhir dengan makan siang bersama ini patut diacungi jempol bahwa pemerintah melalui BNN sangat berkepentingan dalam melindungi anak mudanya dari bahaya penyalahgunaan narkoba.Â
Dan itu dilakukan oleh BNN dengan pendekatan yang pas terhadap generasi milenial yang sangat sadar dengan media social dengan berbagai macam media penyaluran jati diri pribadi: eksis & narsis dalam hal positif yang bermanfaat.
Salut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H