Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

REAN.ID, Cara Keren BNN Mendekati Generasi Milenial

4 Desember 2019   16:05 Diperbarui: 4 Desember 2019   16:16 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
REAN.ID, aplikasi ramah generasi milenial dari Badan Narkotika Nasional | sumber: paparan

Seorang anak muda bergelinjangan gak beraturan. Wajahnya tegang. Kesakitan. Berteriak. Jantungnya sepertinya berdebar kencang.

Video sangat singkat itu begitu mencekam. Sakit, meski cuman melihat videonya. Sakit, "lebih baik digebukin orang sekampung", begitu celoteh yang pernah merasakannya. Ya. Itulah sakaw. Kondisi mereka yang kecanduan di kala penghentian konsumsi narkoba secara mendadak.

Ya, video itu diputar bersamaan dengan wejangan dari Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional, Bapak Drs. Anjan Pramuka Putra, SH. MHum dalam pembukaan Forum Diskusi Trending TopikP4GN: Optimalisasi Rumah Edukasi Anti Narkoba (REAN.ID), di Fave Hotel PGC, Selasa 3 Desember 2019.

img20191203092559-5de7759c097f3659df226ee3.jpg
img20191203092559-5de7759c097f3659df226ee3.jpg
Ya. Narkoba. Narkotika dan obat /bahan berbahaya. Juga diseput Napza: narkotika, psikotropika dan zat adiktif. Bahan-bahan berbahaya yang membuat kecanduan (adiktif) jika disalahgunakan dan berdampak buruk kepada kesehatan. Terutama yang menjadi korbannya adalah anak muda. 

Menurut Pak Anjan, angka pengguna narkoba di kalangan muda adalah sekitar 3 juta orang. Menurut survey, angka prevalensi itu -- korban lingkungan pelajad dan mahasiswa -- adalah sebesar 3.2% dari total lebih dari 15 juta penguna narkoba.

"Terjadi peningkatan pengguna cukup signifikan di kalangan remaja", begitu urai Pak Anjan. Termasuk yang paling sederhana adalah meracik sendiri narkoba dari beberapa obat bebas yang dicampur alcohol atau soda dan sejenisnya.

Untuk itulah, sebagai bagian dari inisiatif pencegahan, maka BNN menggelorakan tagline Keren Tanpa Narkoba dan melaunching REAN.ID.

Apa itu REAN.ID

Apa saja yang bisa diunggal generasi milenial di REAN.ID | sumber: paparan
Apa saja yang bisa diunggal generasi milenial di REAN.ID | sumber: paparan

REAN.ID adalah sebuah aplikasi yang berupa kependekan dari Rumah Edukasi Anti Narkoba. Rumah yang tidak berbentuk fisik ini adalah "platform keren untuk anak muda yang penuh kreasi". Betul sekali. 

Patform ini memang dibuat sebagai bagaian dari car mengajak generasi milenial "mengambil peran dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba". REAN.ID adalah website di mana public bisa mengaksesnya sekaligus berinteraksi. Ada tiga tujuan dari REAN.ID ini: media informasi, media edukasi dan sumber informasi dan edukasi.

Seperti disebutkan dalam salah satu brosurnya, REAN.ID sebagai media informasi adalah sebagai wahana para remaja Indonesia berjejaring belajar, berbagi cerita dan inspirasi, terutama dalam bidang pencegahan narkoba. 

Sementara sebagai media edukasi, REAN.ID bertindak sebagai wahana "mengekspresikan karya, menggali potensi, membangun kepercayaan diri guna mempekruat citra remaja (generasi milenial) sebagai actor utama pencegahan narkoba. Dan sebagai sumber informasi dan edukasi, REAN.ID menyediakan literatur dan referensi digital dalam bidang pencegahan narkoba.

Paparan salah satu nara sumber tentang trending topic | Foto: Rifki Feriandi
Paparan salah satu nara sumber tentang trending topic | Foto: Rifki Feriandi
Jelas sekali, REAN.ID ini kental nuansa milenialnya.

Karena kita percaya,
kreativitas kids jaman now
adalah senjata paling ampuh
untuk memerangi narkoba

Kreatifitas kids jaman now yang menarik dari aplikasi ini bisa berupa artikel, foto, desain -- poster, ifnografis. Juga music dan video. Keren kan. Publik bisa mengunggah kreasinya yang bertemakan anti narkoba dan pencegahan narkoba

Forum Diskusi menjaring usulan dari masyarakat

Di dalam acara setengah hari ini, diskusi diawali dengan paparan tiga nara sumber. Masing-masing adalah Bapak Drs. Purwo Cahyoko, M.Si -- Direktur Informasi dan Edukasi BNN, Ibu Yova Ruldaviyani S.Kom. M.Kom -- Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia dan Leonardi Anil -- Head of Creative and Business Development Mata Indonesia. Ketiga pembicara membawakan topik yang sangat berkaitan dengan REAN.ID sebagai platform milenial dalam pencegahan narkoba.

Forum diskusi dengan tiga pemateri terkait generasi milenial dan pendekatan BNN terhadapnya | Foto: RIfki Feriandi
Forum diskusi dengan tiga pemateri terkait generasi milenial dan pendekatan BNN terhadapnya | Foto: RIfki Feriandi
Acara yang dimoderatori Kasubdit Media Non Elektronik ini berjalan dialogis dengan sesi tanya jawab dengan peserta forum, yang terdiri dari kalangan media, blogger, mahasiswa dan kalangan internal. 

Terdapat tiga sesi tanya jawab, dengan masing-masing sesi berisi tiga pertanyaan dari tiga peserta dengan berbagai apresiasi, masukan dan usulan untuk dipertimbangkan dalam pengembangan aplikasi di kemudian hari.

Peserta diskusi terdiri dari pegiat media, blogger dan internal | Foto: Rifki Feriandi
Peserta diskusi terdiri dari pegiat media, blogger dan internal | Foto: Rifki Feriandi
Termasuk dalam masukan itu adalah dua hal yang dikemukakan penulis:
  • Tentang sinergi dengan pihak lain agar aplikasi REAN.ID bisa lebih menjangkau masyarakat generasi milenial di pelosok-pelosok daerah. Pemikiran ini berdasarkan bahwa generasi milenial di pelosok-pelosok daerah pun harus dibekali pengetahuan tentang pencegahan narkoba dan diberi kesempatan ikut serta berkontribusi. Di sini, dilemparkan masukan untuk berkolaborasi dengan pihak lain, dalam hal ini relawan-relawan dalam naungan Pustaka Bergerak di mana penulis menjadi salah satu relawan lepasnya. Pustaka Bergerak sendiri sekarang memiliki kurang lebih 2600 simpul pustaka di 34 provinsi, yang dikelola secara mandiri oleh para relawan.

Pak Thamrin Dahlan, Kompasianer senior yang mengundang kami ke acara | Foto: Rifki Feriandi
Pak Thamrin Dahlan, Kompasianer senior yang mengundang kami ke acara | Foto: Rifki Feriandi
  • Tentang pemilihan bahasa yang gaul habis dalam aplikasi, untuk dipertimbangkan secara matang apakah sesuai dengan kondisi-kondisi bahasa gaul di pelosok dan terutama di pesisir. Seperti dijelaskan dalam paparan Pak Purwo, 80% narkoba masuk ke Indonesia lewat laut. Karenanya, generasi muda pesisir sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Dan itu membuat pendekatan bahasa gaul yang dipakai harus juga sesuai dengan bahasa gaul di beberapa daerah atau pelosok, tidak hanya berdasarkan bahasa gaul perkotaan.

Acara yang diakhir dengan makan siang bersama ini patut diacungi jempol bahwa pemerintah melalui BNN sangat berkepentingan dalam melindungi anak mudanya dari bahaya penyalahgunaan narkoba. 

Dan itu dilakukan oleh BNN dengan pendekatan yang pas terhadap generasi milenial yang sangat sadar dengan media social dengan berbagai macam media penyaluran jati diri pribadi: eksis & narsis dalam hal positif yang bermanfaat.

Salut

Foto bersama | Sumber: Nisa
Foto bersama | Sumber: Nisa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun