Seperti disebutkan dalam salah satu brosurnya, REAN.ID sebagai media informasi adalah sebagai wahana para remaja Indonesia berjejaring belajar, berbagi cerita dan inspirasi, terutama dalam bidang pencegahan narkoba.Â
Sementara sebagai media edukasi, REAN.ID bertindak sebagai wahana "mengekspresikan karya, menggali potensi, membangun kepercayaan diri guna mempekruat citra remaja (generasi milenial) sebagai actor utama pencegahan narkoba. Dan sebagai sumber informasi dan edukasi, REAN.ID menyediakan literatur dan referensi digital dalam bidang pencegahan narkoba.
Karena kita percaya,
kreativitas kids jaman now
adalah senjata paling ampuh
untuk memerangi narkoba
Kreatifitas kids jaman now yang menarik dari aplikasi ini bisa berupa artikel, foto, desain -- poster, ifnografis. Juga music dan video. Keren kan. Publik bisa mengunggah kreasinya yang bertemakan anti narkoba dan pencegahan narkoba
Forum Diskusi menjaring usulan dari masyarakat
Di dalam acara setengah hari ini, diskusi diawali dengan paparan tiga nara sumber. Masing-masing adalah Bapak Drs. Purwo Cahyoko, M.Si -- Direktur Informasi dan Edukasi BNN, Ibu Yova Ruldaviyani S.Kom. M.Kom -- Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia dan Leonardi Anil -- Head of Creative and Business Development Mata Indonesia. Ketiga pembicara membawakan topik yang sangat berkaitan dengan REAN.ID sebagai platform milenial dalam pencegahan narkoba.
Terdapat tiga sesi tanya jawab, dengan masing-masing sesi berisi tiga pertanyaan dari tiga peserta dengan berbagai apresiasi, masukan dan usulan untuk dipertimbangkan dalam pengembangan aplikasi di kemudian hari.
- Tentang sinergi dengan pihak lain agar aplikasi REAN.ID bisa lebih menjangkau masyarakat generasi milenial di pelosok-pelosok daerah. Pemikiran ini berdasarkan bahwa generasi milenial di pelosok-pelosok daerah pun harus dibekali pengetahuan tentang pencegahan narkoba dan diberi kesempatan ikut serta berkontribusi. Di sini, dilemparkan masukan untuk berkolaborasi dengan pihak lain, dalam hal ini relawan-relawan dalam naungan Pustaka Bergerak di mana penulis menjadi salah satu relawan lepasnya. Pustaka Bergerak sendiri sekarang memiliki kurang lebih 2600 simpul pustaka di 34 provinsi, yang dikelola secara mandiri oleh para relawan.
- Tentang pemilihan bahasa yang gaul habis dalam aplikasi, untuk dipertimbangkan secara matang apakah sesuai dengan kondisi-kondisi bahasa gaul di pelosok dan terutama di pesisir. Seperti dijelaskan dalam paparan Pak Purwo, 80% narkoba masuk ke Indonesia lewat laut. Karenanya, generasi muda pesisir sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Dan itu membuat pendekatan bahasa gaul yang dipakai harus juga sesuai dengan bahasa gaul di beberapa daerah atau pelosok, tidak hanya berdasarkan bahasa gaul perkotaan.
Acara yang diakhir dengan makan siang bersama ini patut diacungi jempol bahwa pemerintah melalui BNN sangat berkepentingan dalam melindungi anak mudanya dari bahaya penyalahgunaan narkoba.Â