Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenal Camp 7 Gunung Raung yang Terbakar Itu

5 Oktober 2019   06:17 Diperbarui: 5 Oktober 2019   06:32 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Camp 7 Gunung Raung, dengan plakat penandanya di sebuah tonggak kayu | Foto: RIfki Feriandi

Demikian pula malamnya saat kita mempersiapkan summit attack. Kami ditemani oleh berkilau-kilaunya bintang sepenuh langit. Alhamdulillah, langit cerah.

Raung, gunung tanpa mata air

Ini yang penting dicatat. Ketika umumnya camp Utama sebelum summit attack itu memiliki sumber mata air, tidak demikian di Gunung Raung. Tidak ada mata air di sini. Pendaki harus mempersiapkan persediaan air minumnya sejak dari basecamp, awal pendakian. Repot. Tapi, bagaimana lagi. 

Itulah kenapa, para pendaki disarankan menyewa porter ya untuk membantu membawa logistic. Dalam dua hari semalam pendakian kami, paling tidak, tiap orang membutuhkan satu botol air mineral besar untuk perjalanan dari Basecamp ke Camp 7, satu juga untuk Summit Attack dan kembali ke Camp 7, dan satu untuk turun dari Camp 7 ke Basecamp. 

Itu belum termasuk air untuk keperluan masak dan lain-lain. Tidak heran, di sini pendaki beneran gak mandi selama pendakian. Jangankan mandi, seka badan pun tidak.

....Yang ada sekarang hanya air mata

Ya. Miris membaca kebakaran ini. Entah apa penyebabnya. Cuman bias berpikir mereka-reka. Bisa jadi karena kekeringan lama membuat dahan kering dan gesekan antar dahan kering memercikan api. Bisa saja terjadi, dan lumrah. Atau bias saja ada pendaki yang merokok dan lupa membuang puntung rokok ke mana saja, tanpa sadar kalua puntung rokoknya masih memiliki bara. Padahal angina di Camp 7 itu kencang banget. 

Apalagi bergerak ke atas, ke Camp 9, makin kencang. Sekali api terpercik, akan susah padamnya, selain dipadamkan alamiah dengan hujan. Bagaimana mau memadamkan api, lah sumber airnya tak ada. Belum lagi angin. Dan pertolongan dari bawah pun akan sulit, mengingat pendakian dari Camp 1 ke Camp 7 saja memakan waktu delapan jam.

Hanya bisa berdo'a semoga Allah menurunkan hujan.

Berdo'a semoga pendaki yang terjebak di atas sana diberi ketenangan, kekuatan dan keselamatan. Saya yakin, para petugas sedang berusaha keras mengevakuasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun