Berlanjut lurus dari arah masuk agak ke atas, juga ada lahan untuk mendirian beberapa tenda lagi. Tapi, area paling luas memang area tempat kita masuk.
Yang menyenangkan di sini adalah kita tidak perlu bertingkah seperti kucing. Iya, kita tidak perlu menggali tanah jika ingin membuang air besar. Tersedia "toilet kering" di sini. Terdapat dua buah toilet kering. Jangan dipikir toilet itu dilengkapi dengan kloset. Hanya sebuah lubang kecil khusus pup yang cukup dalam dan dinding seng sebagai penghalang sudah menjadi kemewahan buat pendaki mah. Â
Tidak terlalu permanen seperti di Kalimati, di sini sederhana saja. Bahkan dengan toilet kering sederhana begini saja masih banyak ceceran sampah tissue dan lain-lain di sekelilingnya.
View yang emejing
Sesuatu yang diharapkan saat ngecamp di pos summit attack adalah pemandangannya. Ya, di Camp 7 ini pun kita disuguhi pemandangan yang keren sangat. Awan-awan menggumpal di bawah sana, putih mengkilat. Keren sekali.Â
Tidak perlu ke Citorek yang macet stuck untuk merasakan negeri di atas awan. Eh . Karena ini mah beneran negeri di atas awan sesungguhnya. Dengan catatan standar: jika cuacanya bagus.
Saat kita memandang ke arah Barat, di sebelah kiri udara cerah. Namun di sebelah kanan kabut mulai menguasai. Alamat gak dapat sunset nih. Lalu beneran, kabut turun. Pekat. Sekonyong-konyong. Menggelap. Tapi tak lama, kabut menyisip. Pemandangan tersingkap lagi. Beberapa kali kejadian seperti ini berulang. Dan mendekati magrib, Alhamdulillah warna sepuh emas muncul. Nuansa biru muncul lalu tenggelam.Â
Sorot mentari terkadang redum berganti pemandangan bulat sempurna, lalu setelah awan tipis sirna, sorot emasnya berkilau kembali. Lembut. Dan beruntung pula, kami melihat sebuah segitiga pyramid di kejauhan. Sebuah gunung. Semeru, katanya.