Kaget sekali mendengar dan membaca kabar jika Camp 7 Gunung Raung terbakar kemaran. Asap mengepul dari kira-kira sepertiga atas gunung. Sementara malamnya, konaran api terlihat dari sekitar sepertiga sampai dua pertiga tinggi. Wah, berarti kebakarannya cukup parah.
Sedih dan bersyukur.
Sedih, ya karena terbakarnya pohon-pohon itu berarti punahnya berbagai makhluk hidup. Bisa jadi juga rusaknya habitat mereka.
Bersyukur, karena saya sendiri baru selesai memulihkan badan setelah pulang dari sana, Gunung Raung. Saya Bersama empat orang teman menanjak hari Sabtu, turun hari Minggu. Berarti lima hari lalu. Bersyukur kejadian tidak terjadi saat saya di sana. Dan berdo'a semoga para pendaki yang terjebak diberi kekuatan, ketenangan dan keselamatan.
Mengenal Camp 7
Camp 7 adalah salah satu camp dari Sembilan camp yang berada di Gunung Raung. Istilah Camp dipakai di sini, dibandingkan istilah "Pos" atau "Shelter". Camp 7 adalah camp utama tempat para pendaki mendirikan tenda untuk bermalam.Â
Di camp ini biasanya dimulainya summit attack, atau perjalanan menaklukkan puncak gunung. Ya, seperti Kalimati di Semeru, Plawangan Sembalun di RInjani atau Shelter Tiga di Kerinci.
Utama, karena camp ini termasuk memiliki tanah datar paling luas dari camp-camp lainnya sehingga daya tampungnya lebih banyak. Berbeda sih dengan di gunung lain di mana pos awal summit attack nya luas, luasnya Camp 7 hanya muat untuk mendirikan 26 tenda.
Saat tiba, kita disambut dua tonggak kayu. Menarik sih. Pas buat berforo. Sudah ada beberapa tenda di sana milik pendaki yang melakukan perjalanan pendakian sejak hari Jumat, 3 hari 2 malam. Kami sendiri mengambil 2 hari 1 malam saja. Â Agak ke tengah terdapat saung mirip pos ronda.Â
Pondok Rasta, begitu nama di papannya. Lengkap dengan warna senada rasta: hijau, putih, merah. Turun di sebelah kanan, ada lahan sedikit sempit tetapi bias untuk mendirikan dua tiga tenda.Â