Ekspresif.
Dengan membiarkan si Ade membuat video, si Ayah tanpa sadar telah memfasilitasi si Ade untuk berani melakukan sesuatu yang DIA sendiri ingin lakukan. Artinya, si anak akan mengartikulasikan apa yang ada di benak ke dalam tindakan nyata. Dan itu ternyata tidak gampang. Butuh kenyamanan bagi si Anak kapan bisa berani memulainya.
Dengan memberi keleluasaan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan, dia pun akan berhadapan dengan konsekuensinya. Contoh paling gampang adalah kapan dia mau memulai ngomong, dan seperti apa dia ngomong. Amat wajar jika si Ade memilih memulai video saat keadaan sepi. Tapi, sewaktu ada banyak orang, dia pun harus berani menerima konsekuensinya, kan. Malu? DI sini kita pun akan melihat pribadi si anak. Apa beneran malu, lalu berhenti. Atau memang malu, tapi dia berani untuk meneruskannya.
Ya... nge-Youtube membuat si Anak BERANI
Melatih anak KREATIF
Dalam video berenang itu, si Ayah dibuat terkesima. Sederhana saja. Si Ayah membiarkan dia untuk melakukan segalanya seperti yang dia inginkan. Tanpa skenario si Ayah. Semuanya. Dan hasilnya, keren.... (iya sih, karya anak sendiri J )
Bahkan dimulai dari openingnya.
"Yah, nanti mulainya di sini. Ade nanti ngomong gini. Ayah video-innya dari sini saja".
Setelah segmen pembukaan, apa yang kemudian dia lakukan pun mengalir. Sepertinya di benaknya sudah banyak muncul berbagai rencana. Termasuk berbagai kreasi-kreasi mendadak, seperti ujug-ujug dia menari dengan gaya yang membuat si Ayah geleng-geleng. Di banyak adegan, dia mungkin meniru apa yang dia tonton selama ini. Tapi, selama itu dalam batas yang oke-oke saja, ya biarkan saja mengalir.
Melatih anak Apresiasi diri