Teraweh dalam perjalanan. Ikutan berjamaah di masjid yang baru, persis di sebelah Kantor Walikota Tangerang Selatan. Mesjid indah itu tidak terlalu penuh. Mungkin penuhnya saat jam kantor. Dan ketika belum lama khatib naik mimbar, ulama sepuh itu mulai kesulitan. Â Suara yang terdengar dari speaker dalam mesjid itu kalah dengan suara dari mesjid kampung sebelah, yang letaknya sangat dekat dengan mesjid baru itu.Â
Entahlah, bisa jadi berdempetan atau bersebelahan. Atau, jangan-jangan kebetulan saja speakernya mengarah ke mesjid baru itu. Sebagai jamaah, saya jadinya lebih mendengar surat-surat bacaan imam mesjid sebelah yang sedang memimpin solat terawej dibandingkan dengan ceramah khatib mesjid tempat saya bertaraweh. Â
Dan tentu saja, suara khatib betul-betul tidak terdengar ketika muadzin atau bilal mesjid sebelah berzikir antara dua solat, dengan bacaan khas daerah itu, dengan intonasi dan volume yang sangat kencang.
Khusuk? Ehm.... gimana ya.
Segmen 4.
Mesjid Al Hakim, Sektor 12 BSD. Hari Jum'at. Agak mepet ke waktu mulai jum'atan. Ketika mendekat ke mesjid, speaker mesjid menyala, mengajak para jamaah yang masih di rumah untuk segera ke mesjid. Volumenya tidak terlalu memekakkan telinga. Lalu suara itu berhenti, berganti suara yang lamat-lamat terdengar dari luar. Ketika memasuki area mesjid, suara lamat-lamat itu menjadi jelas.Â
Makin ke dalam makin jelas. Ternyata, mesjid itu memakai dua sistem speaker. Setelah menyeru jamaah yang berada di rumah dan perjalanan memakai speaker luar, lalu pembicara menggantinya dengan speaker dalam untuk pengumuman-maklumat khas sebelum jumatan dan ceramah.
#####
Ah, ternyata ini bukanlah tentang speaker mesjid. Ini tentang kedewasaan dan kebijaksanaan takmir dalam mengelola mesjidnya.
Ah, di luar syiar, ternyata masih ada adab dan akhlak. Sebagai rahmat bagi seluruh manusia.
Rahmatan lil 'alamin.