Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Food Photography, Mengolah Rasa Lewat Mata

21 Juli 2018   11:59 Diperbarui: 21 Juli 2018   12:13 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktek dengan menggunakan hape yang lain | Foto: Rifki Feriandi

Gambar sebuah kue di layar tertangkap mata. Bentuknya seperti mangkok kecil. Warnanya didominasi kuning beragam nuansa. Kulit kue mangkuk nya kuning matang kecoklatan. Permukaannya tidak terlalu halus, ada seperti menggelembung dan terlihat sedikit remahan jatuh dari sisinya yang rapuh. Dorongan ingin segera memegangnya muncul. Apalagi jika melihat di bagian tengahnya. Kuning bersih tapi diselingin bercak hitam matang. Ada kilauan terlihat dari permukaannya. Teksturnya membuat gereget. Apalagi sedikit terlihat asap putih yang membuat rasa hangat muncul. Hangat untuk segera mengangkatnya hangat-hangat dan memasukkannya ke mulut yang sudah turun air liurnya.

Beneran. Melihat foto Macao Egg Tart yang ngecessable itu memang membuat geremet. Pengennya segera ambil dan ... ah sudahlah. Lezat. Yummy

Itulah hasil dari sebuah kerja seorang food Photographer. Yap, membuat sebuah foto berbicara lebih dari sebuah teknis foto. Tetapi berbicara tentang RASA. Rasa yang muncul dari semua indera. Rasa dari indera penglihatan, indera peraba, indera perasa dan rasa di hati. Rasa yang memunculkan hasrat yang dibuktikan oleh munculnya keinginan segera memakan kue dalam foto itu dan mengalirnya air liur.

Acara Food Photography oleh Food Photographer muda | Foto: Rifki Feriandi
Acara Food Photography oleh Food Photographer muda | Foto: Rifki Feriandi
Tapi.... tidak semua orang bisa membuat foto seperti itu.

Bukankah sering kita melihat taburan foto-foto makanan di facebook atau media sosial? Bukankah sekarang berfoto menjadi rutinitas pertama mengalahkan berdoa ketika makanan sudah tersaji. Tetapi....bukankah sering kita melihat foto-foto tersebut hanya sebagai sebuah foto, meskipun foto yang terpampang adalah foto Macao Egg Tart yang sama lezatnya.

Dan... di acara "Taste of Macao" dinner yang diselenggarakan oleh Macao Government Tourism Office Indonesia bekerja sama dengan Kompasiana inilah saya belajar mengolah rasa lewat mata. Langsung dari praktisinya

Story telling through photograph

Story telling through photograph by Fellexandro Ruby | Foto: Rifki Feriandi
Story telling through photograph by Fellexandro Ruby | Foto: Rifki Feriandi
Itulah judul presentasinya. Dibawakan oleh Food Photographer muda, yang masuk dalam Influence Asia Top 4 Food Influencer 2017. Fellexandro Ruby, dengan akun instagram @captainruby.

Ruby mengawali paparan dengan bercerita transformasinya dari mulai blogger curhatan di tahun 2009, bergeser fokus blogger makanan sesuai passionnya dan lalu menjadi food Photographer. Beliau menekankan bahwa semua orang bisa belajar fotografi. Meski tidak bisa dipungkiri mereka yang memiliki "mata seni" akan lebih mudah dan cepat mempelajarinya.

Dengan topik "Story telling through photograph" , Ruby membawakan paparannya pun dengan gaya story telling yang mengasyikan.

Ruby menekankan jika foto itu harus bercerita."Tampilkan RASA dalam setiap food photography", begitu kata Ruby. Rasa ya melingkupi berbagai macan, pendengaran, penciuman, pengihatan dan pencecapan bahkan emosi.

8 Tips menghasilkan foto yang memiliki rasa

Hasil praktek dijepret Ruby menggunakan kamera hape salah satu peserta | Foto: widikurniawan
Hasil praktek dijepret Ruby menggunakan kamera hape salah satu peserta | Foto: widikurniawan
Ruby memberikan paparannya dengan sangat asyik. Dia mengajukan beberapa pertanyaan yang membuat interaksi yang seru dengan audiens yang mengantar ke beberapa topik pembicaraan. Pembicaraan berujung kepada inti paparan berupa 8 tips menghasilkan foto yang memiliki rasa. Namun sebelumnya, Ruby menekankan bahwa kita tidak perlu dipusingkan dengan kamera apa yang dipergunakan. Kamera dari handphone juga sudah cukup. Yang paling penting menurut dia adalah kepahaman kita dengan kamera apa yang digunakan.

Most important is the person behind the camera.

Dan inilah 8 tips yang Ruby kemukakan.

Tips #1: Berteman dengan jendela. Cahaya yang baik adalah cahaya natural. Sinar matahari yang jatuh ke makanan akan memberikan rasa yang lebih berwarna dan menjadikan makanan lebih enak untuk dilihat.

Tips #2: Cahaya dari KKB (Kiri Kanan Belakang). Arah datangnya cahaya menentukan kualitas foto. Foto lah dari kiri, kanan dan belakang obyek yang akan difoto.

Tips #3: Lebih baik agak gelap dibanding terlalu terang. Karena dengan gelap, masih bisa diedit dan diterangin dengan tidak mengurangi kejelasan obyek. Tidak demikian hika gambar terlalu terang. Dia mencontohnya dengan warna kuning. Dengan cahaya agak gelap, warna kuning masih bisa terlihat jika gambar diedit diterangin dikit. Sementara jika cahaya terlalu terang, warna kuning akan berubah menjadi putih. Dan itu akan sulit diedit kembali menjadi warna asli.

Praktek dengan menggunakan hape yang lain | Foto: Rifki Feriandi
Praktek dengan menggunakan hape yang lain | Foto: Rifki Feriandi
Tips #4: Ikuti garis-garis cinta. garis-garis yang biasanya muncul di kamera (grid line).Dengan menganggap garis horisontal sebagai cowok dan garis vertikal adalah cewe, maka di titik pertemuan garis cewek dan garis cowok itulah obyek foto ditempatkan. Dari istilah fotografi, RUby menjelaskan tips ini sebagai Rule of THird.

Tips5: Beri nafas foto. Jangan menaruh terlalu banyak obyek dalam satu foto. Beri ruang-ruang kosong agak foto "bernafas" dan lebih fokus ke obyek

Tips #6: Pilih sudut pengambilan gambar terbaik. Angle terbaik itu akan tergantung dengan makanan yang menjadi obyek. Seperti halnya selfie, di mana setiap orang akan memiliki sudut pengambilan selfie terbaik - yang memperlihatkan dirinya ganteng / cantik dan tidak gendut, demikian pula dengan foto makanan. Sering-sering saja mencoba mengambil foto dengan berbagai sudut pengambilan. Dan rasakan rasa hasilnya. Rasa yang dihasilkan pun bisa didapatkan dengan memperhatikan tiga hal: warna, tekstur dan volume.

TIps #7: Shoot your lunch, eat your dinner. Maksudnya adalah jika cahaya yang dibutuhkan tidak muncul, ya sudah jangan paksakan. Makan saja. Gak perlu mengambil foto makanan.

Tips #8: Close-up in saja. Kalau sudah diutak-atik tidak menemukan sudut pengambilan yang bagus ya sudah dibuat close up saja.

Walk the talk

Praktek, disertai question and answer bebas | Foto: Rifki Feriandi
Praktek, disertai question and answer bebas | Foto: Rifki Feriandi
Yang menambah menarik sesi ini adalah Ruby mengajak langsung audiens untuk mempraktekkan pengetahuan food photographyna. Panitia menyediakan satu ruangan yang digunakan untuk praktik. Ruby menjelaskan bebreapa hal teknis praktis agar menciptakan hasil yang bagus. Untuk membutktikan bahwa kamera yang dipakai tidak terlalu menentukan, Ruby bahkan meminta hape dari audiens untuk dipakai memfoto. Praktik lebih menarik ketika beliau meminta kesediaan audiens yang dijadikan tangannya dijadikan "prop" untuk mendukung cerita dan rasa dari hasil foto.

Jempol deh Mas RUby.

Area rehat snack Nusa Indonesian Gastronomy Restaurant yang pas buat praktek fotografi. Foto diambil sebelum acara | Foto: Rifki Feriandi
Area rehat snack Nusa Indonesian Gastronomy Restaurant yang pas buat praktek fotografi. Foto diambil sebelum acara | Foto: Rifki Feriandi
Setelah selesai saya langsung ke area lain Nusa Indonesian Gastronomy Restaurant. Di tempat pertama kali masuk, saya disambut penganan-penganan dari seluruh Indonesia berbentuk mini-mini kreasi dari Chef Ragil dan tim. Penganan-penganan itu ditata sangat apik, lucu dan tambah keren karena sebenarnya penganan-penganan itu adalah penganan jajan pasar yang sangat biasa. Kreasi Chef menjadikan penganan itu sangat menarik dan menggoda. Jadi, area itu betul-betul tepat untuk uji coba mempraktekkan ilmu baru, fotografi makanan.

"Taste of Macao" dinner. Acara MGTO dan Kompasiana ini amat sangat bermanfaat untuk lebih mengenal Macao dan mengenal gastronomy serta pelengkapnya.

Bravo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun