Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Biarkanlah, THR Ku untuk Anak-anakku

6 Juni 2018   13:54 Diperbarui: 6 Juni 2018   14:16 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreativitas tanpa batas seorang ibu membuat baju

"Sudah, gak apa-apa Yah. Yang penting buat anak-anak saja dulu. Baju Ibu yang tahun lalu masih bagus kok buat Lebaran tahun ini"

Pernahkah seorang Ibu, Anda atau istri Anda, berkata demikian kepada suaminya ketika dia mendapatkan uang THR dari suaminya? THR - Tunjangan Hari Raya, satu bulan gaji tambahan suami yang mestinya diterima dengan sukacita dan bergembira, terkadang berujung sedikit melow seperti itu. Iya, sukacita berselimut duka. Karena saat itu tuntutan kehidupan begitu tinggi.

Itu juga saya alami saat waktu tersulit dalam kehidupan, yaitu awal-awal mendapatkan pekerjaaan setelah lulus kuliah dan memulai berumah tangga.

Prioritaskan THR Untuk Kebutuhan Anak Dahulu

"Buat anak-anak saja dulu".

Kalimat itu menjadi senjata andalan di tiap mendapatkan THR. Ya. Refleks. Sebagai seorang menteri keuangan dalam rumah tangga, seorang ibu akan sigap berkata demikian jika kenyataannya hidup ini penuh beban. Dia yang mengelola keluarnya asap dapur, tentunya sudah hapal di luar kepala kapan asap dapurnya akan mengepul tinggi dan kapan juga tidak berasap. Karenanya, dia pun paham akan ke mana THR berlabuh terlebih dahulu.

Memang betul, kebutuhan anak harusnya lebih didahulukan. Si Ayah mungkin akan lebih mendahulukan pelunasan hutang-hutang yang masih bocor, karena secara kalkulasi mungkin itu langkah terbaik. Tetapi bagi ibu, jika dia memiliki anak, apapun itu, anak akan didahulukan.

If you have a child, the child comes first

Memang benar. Seyogyanya, uang THR itu diprioritaskan untuk kebutuhan anak dulu, seperti:

  • melunasi tunggakan uang pendidikan baik itu uang pangkal maupun uang bulanan SPP
  • membeli baju seragam baru untuk menggantikan seragam lama yang sudah tidak layak
  • menyiapkan uang bulanan SPP pendidikan untuk tiga bulan ke depan

Mengapa hal di atas harus didahulukan?

Pendidikan itu sangat penting untuk anak. Anak-anak memerlukan pendidikan untuk kemajuan kehidupannya. Dampak langsung ketika pendidikan anak bagus, maka kualitas kehidupan pun akan meningkat. Dan itu berarti kita, sebagai orang tua, telah berhasil menghasilkan generasi yang lebih baik dari kita sendiri.

THR untuk seragam pengganti yang sudah tidak layak, membangkitkan semagat dan kepercayaan diri anak | Foto: kalbar.prokal
THR untuk seragam pengganti yang sudah tidak layak, membangkitkan semagat dan kepercayaan diri anak | Foto: kalbar.prokal
Di luar itu, mendahulukan pelunasan tunggakan dan pembelian seragam untuk mengganti seragam yang sudah tidak layak adalah untuk memberikan kegembiraan dan kebahagiaan kepada anak.

Perasaan seperti ini penting sehingga si anak memiliki kepercayaan diri bahwa dia sama seperti yang lain, teman-temannya yang tidak menunggak, dan menumbuhkan kebanggaan akan dirinya sendiri. Perasaan yang akan mengalahkan inferioritas karena berbeda dari lingkungannya. Anak-anak memiliki perasaan sensitif, sehingga perbedaan warna putih seragamnya saja bisa dipersepsikan dirinya berbeda.

Bedakan kebutuhan dan keinginan anak

"Lalu, apa karena memprioritaskan anak, kita harus belikan anak baju baru?"

Tidak mesti dan tidak harus selalu linier begitu maksudnya. Harus dibedakan antara kebutuhan dan keinginan. Baju baru Lebaran itu lebih kepada keinginan untuk tampil sama dengan pakaian baru. Tapi, jika tidak dipenuhi pun tidak akan terlalu berpengaruh. Yang muncul mungkin hanya merajuk. Dan itu yang bisa dikatakan sebagai keinginan, bukan kebutuhan. Jika si orang tua berpikir masih ada hal lain yang sangat perlu diprioritaskan, misalnya mengurangi cicilan, mungkin itu benar-benar kebutuhan.

Dan perkara keinginan anak?

Insya Allah. Anak itu makhluk yang mudah mengerti dan memiliki empati yang tinggi...jika dididik dari awal. Meski nyata kekecewaannya, mereka pastinya mengerti. Dan sebagai orang tua, si Ibu dan si Ayah umumnya bisa mengakali keinginan anak dengan cara-cara MacGyver: memodifikasi. Ya, memodifikasi baju lama sehingga terlihat baru dan berbeda. Bisa jadi baju yang dimodifikasi itu adalah baju ayah ibunya yang dibuat menjadi baju anak.

Kreativitas tanpa batas seorang ibu membuat baju
Kreativitas tanpa batas seorang ibu membuat baju
Lalu, bagaimana dengan si Ibu.

Jessica Lange pernah berkata: "Motherhood is unselfishness. When you become a mother, you are no longer the center of your own universe. You relinquish that position to your children". Iya. "Menjadi seorang ibu itu tidak egois. Ketika Anda menjadi seorang ibu, Anda bukan lagi pusat alam semesta Anda sendiri. Anda melepaskan posisi itu kepada anak-anak Anda". Selama anak Anda bahagia, seorang ibu akan merasa bahagia. Tinggal si Ayah saja memberi kebahagian lainnya kepada si Ibu, seperti dengan memberikan kejutan tidak terduga untuk istri. 

Entah dalam bentuk setangkai bunga mawar dan kecupan di kening. Di waktu-waktu yang tidak diduga. Meski itu...susah :) | Foto: puisi.id
Entah dalam bentuk setangkai bunga mawar dan kecupan di kening. Di waktu-waktu yang tidak diduga. Meski itu...susah :) | Foto: puisi.id
Selamat mendapatkan THR teman-teman. Selamat bersuka cita bersama keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun