Perasaan seperti ini penting sehingga si anak memiliki kepercayaan diri bahwa dia sama seperti yang lain, teman-temannya yang tidak menunggak, dan menumbuhkan kebanggaan akan dirinya sendiri. Perasaan yang akan mengalahkan inferioritas karena berbeda dari lingkungannya. Anak-anak memiliki perasaan sensitif, sehingga perbedaan warna putih seragamnya saja bisa dipersepsikan dirinya berbeda.
Bedakan kebutuhan dan keinginan anak
"Lalu, apa karena memprioritaskan anak, kita harus belikan anak baju baru?"
Tidak mesti dan tidak harus selalu linier begitu maksudnya. Harus dibedakan antara kebutuhan dan keinginan. Baju baru Lebaran itu lebih kepada keinginan untuk tampil sama dengan pakaian baru. Tapi, jika tidak dipenuhi pun tidak akan terlalu berpengaruh. Yang muncul mungkin hanya merajuk. Dan itu yang bisa dikatakan sebagai keinginan, bukan kebutuhan. Jika si orang tua berpikir masih ada hal lain yang sangat perlu diprioritaskan, misalnya mengurangi cicilan, mungkin itu benar-benar kebutuhan.
Dan perkara keinginan anak?
Insya Allah. Anak itu makhluk yang mudah mengerti dan memiliki empati yang tinggi...jika dididik dari awal. Meski nyata kekecewaannya, mereka pastinya mengerti. Dan sebagai orang tua, si Ibu dan si Ayah umumnya bisa mengakali keinginan anak dengan cara-cara MacGyver: memodifikasi. Ya, memodifikasi baju lama sehingga terlihat baru dan berbeda. Bisa jadi baju yang dimodifikasi itu adalah baju ayah ibunya yang dibuat menjadi baju anak.
Jessica Lange pernah berkata: "Motherhood is unselfishness. When you become a mother, you are no longer the center of your own universe. You relinquish that position to your children". Iya. "Menjadi seorang ibu itu tidak egois. Ketika Anda menjadi seorang ibu, Anda bukan lagi pusat alam semesta Anda sendiri. Anda melepaskan posisi itu kepada anak-anak Anda". Selama anak Anda bahagia, seorang ibu akan merasa bahagia. Tinggal si Ayah saja memberi kebahagian lainnya kepada si Ibu, seperti dengan memberikan kejutan tidak terduga untuk istri.Â