Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[8 tahun Kompasiana] Momen Indah Saat Bola Salju Berbagi Menggelinding

1 November 2016   20:27 Diperbarui: 1 November 2016   20:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menerima piala dan hadiah dari TMII | Foto: Rifki Feriandi

Momen indah terspesial di Smansa Majalengka | Foto: Didik Sedyadi
Momen indah terspesial di Smansa Majalengka | Foto: Didik Sedyadi
Dan inilah momen indah terspesial saya.

Kenapa dianggap spesial?

Momen indah trespesial itu adalah tatkala sebuah aktivitas menjadi saksi bisu dan menjadi awal aktivitas-aktivitas selanjutnya yang menggelinding bak bola salju. Bola salju bernama BERBAGI.

Sejak saya menjadi pembicara di SMANSA Majalengka, ada gairah dalam diri untuk berbagi. Apapun itu. Salah satunya berbagi buku Cara Narsis Bisa Nulis. Setelah penjualan lewat medsos melewati break even, saya bagikan buku itu kepada beberapa perpustakaan yang saya tahu. Saya kirimkan ke beberapa orang teman yang inspratif. Saya titipkan ke satu dua komunitas Kompasiana. Entahlah, saya tidak pernah mencatat siapa-siapa dan perpustakaan apa dan mana yang pernah saya titipkan buku itu. Mudah-mudahan saja buku itu ada yang membacanya. Dan semoga saja dari yang membaca itu ada satu dua yang mengikuti jejaknya.

Selain berbagi langsung, saya pun berbagi secara kombinasi: memberikan buku + memberi sharing session. Memberikan presentasi, dialog dengan hadiah buku. Harapannya hanya satu: sedikitnya ada informasi sampai ke audiens bahwa menulis itu membahagiakan. Tidak ada harapan di diri pribadi selain saya membawakan acara dengan baik. Perkara respons mereka baik atau tidak, terinspirasi atau tidak, saya serahkan kepada masing-masing orang.

Sharing kepenulisan di Masjid Jami An-Nur asuhan Pak Thamrin Dahlan | Foto: Thamrin Dahlan / Gaper Sandi
Sharing kepenulisan di Masjid Jami An-Nur asuhan Pak Thamrin Dahlan | Foto: Thamrin Dahlan / Gaper Sandi
Dengan menjadikan acara di SMANSA Majalengka sebagai template, maka saya mulai menggelindingkan acara berbagi di beberapa forum. Di Forum Lesehan Berbagi #2 – “Menulis itu Asyik” Masjid Jami Annur, Komseko, Jalan Raya Bogor, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Atau di depan remaja penghapal Qur’an yang sedang mempersiapkan bukunya di Mesjid Al Mujahidin Komplek Bukit Pamulang Indah Pamulang. Lalu, dengan modal di SMANSA itu, acara berbagi berlanjut lebih luas kepada topik soft skills dan profesi yang dijalani. Jadilah saya membawakan acara berbagi di depan beberapa tingkatan pendidikan. Topik art of decision making dan profesi untuk level mahasiswa di acara Studium Generale dan Kuliah Umum Fakultas Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM, Program Studi Teknik Sipil IT dan Program Studi Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, Universitas Agung Podomoro. Pengenalan profesi juga dibawakan ke hadapan anak-anak SD dalam acara pembukaan Rumah Baca di Mataso oleh komunitas 1N3B bagi masyarakat Dayak Iban dan Dayak Tamam. Juga untuk anak-anak TK Islam Hanifa, Pamulang dalam acara Parent Teaching. Acara berbagi itu dilengkapi untuk semua tingkat pendidikan pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016 kemarin dengan sesi berbagi di hadapan 200an santri Pesantren Al Qur’an Baabussalam Bandung, termasuk anak-anak level SMP.

Bercerita tentang profesi insinyur yang penulis di depan anak TK Islam Hanifa | Foto: Rifki Feriandi
Bercerita tentang profesi insinyur yang penulis di depan anak TK Islam Hanifa | Foto: Rifki Feriandi
Melakukan sesi berbagi untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi itu adalah sesuatu yang tidak ternilia. Pengalaman yang sangat berharga. Priceless. Membahagiakan. Tentu saja, karena melakukannya tidaklah mudah karena pendekatan terhadap anak-anak TK tentu berbeda dengan anak SMA. Demikian pula untuk tingkat-tingkat pendidikan lainnya. Dan, jika kita membawakannya dengan baik, respons yang didapat adalah membahagiakan. Apapun responnya itu, baik terkait dengan kemenulisan atau justru menyangkut soft skills. Contoh kebahagiaan saya didapat dari tulisan Kompasianer Intan Rosmadewi, Speak Up! dan Tulislah Apapun yang Kamu Bisa, Berbagi Cara Narsis Bisa Nulis dari Kang Rifki Feriandi . “Karena Kang Rifki berbicara dengan hati yang ikhlas apa yang dia ungkapkan menuai hasil yang instan dan nyata sebagai mana diutarakan oleh Ibu Kepala Sekolah Lia Karlia Spd. bahwa salah seorang santri bernama Gugum kelas IX B dan Angga kls IX A mereka berdua sebelumnya tidak pernah satu kalimatpun meluncur setelah tiga tahun di Babussalam, namun di acara ini dengan serta merta ia tampil maju kedepan dan bicara meski dengan badan gemetaran dan wajah sedikit pucat pasi”. Respons yang priceless.

Berbagi pengalaman hidup di depan santri SMP/SMA Pesantren Al Qur'an Baabussalam | Foto: Intan Rosmadewi
Berbagi pengalaman hidup di depan santri SMP/SMA Pesantren Al Qur'an Baabussalam | Foto: Intan Rosmadewi
Itulah momen-momen indah saya selama menulis di Kompasiana, dan momen-momen indah ikutannya. Saya tidak ingin membatasi momen-momen indah itu sampai di sini saja. Saya ingin selalu berusaha menciptakan momen-momen indah dalam segala aktivitas yang akan dilakukan selanjutnya. Momen indah. Karena berbagi itu indah.

Mari menulis. Mari berbagi. Mari berbahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun