Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Erix Soekamti & DOES University- Berdayakan Komunitas dengan Proses Kreatif

23 Oktober 2016   17:19 Diperbarui: 23 Oktober 2016   18:16 2426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Animasi lagu anak | Foto: screenshot

Dari "dendam pribadi" sampai bejuang bersama community

Siang menjelang Jum’atan ini, penulis berkesempatan lebih jauh mewawancarai Erix Soekamti dan menggali inspirasi-inspirasinya.

Apa ada latar belakang pribadi sehingga Mas Erix memiliki cita-cita membuat sekolah khusus bakat yang tidak terkungkung formalnya kurikulum?

Latar belakang pribadi? Maksudnya dendam pribadi?

Dulu waktu SMA aku ambil sekolah kejuruan. Musik. Karena dulu suka sekali bas. Saat di sekolah dites, malah disarankan guru untuk serius di alat musik lain. Guru lupa menanyakan apa aku suka atau gak. Jadinya, aku seperti menipu diri sendiri. Belajar dua tahun alat musik yang tidak disuka. Jadi mentok. Akhirnya aku berhenti sekolah.  Bukan berontak terhadap sekolah. Tapi aku tekuni bakatku. Bukti bahwa apa yang aku percaya dan perjuangkan menjadi seorang bassis itu tidak salah kareana sampai sekarang aku bisa hidup dan ngeband menjadi seorang bassis bersama Endank Sukamti. Itulah lalu yang menjadi cita-cita. Punya sekolah di mana siswanya bebas belajar apa yang mereka inginkan.

Di DOES University, kita mengkarantina siswa. Mereka gak khawatir di karantina, karena mereka berkumpul dengan orang yang semimpi, sebakat. Karena mereka belajar apa yang mereka suka, pemicunya (pendorong kesuksesannya) gede. Akan cepat banget (mencapai hasil). Hasilnya terbukti efektif. Kemampuan anak-anak bolehlah dibanggakan.

Apa DOES University itu untuk golongan tidak mampu saja?

Bebas. Yang penting minat, niat, bakat, nekat & restu dari orang tua. Untuk masuk, mereka melalui proses audisi. Ada tes bakat. Nanti akan tahu, apa antara bakat dan pilihannya sinkron. Jangan-jangan itu bukan bakat, melainkan obsesi belaka. Memang kadang obsesi bisa menutup bakat. Atau bahkan dalam tes bakat, muncul bakat-bakat terpendam yang sebenarnya dipunyai.

Sekarang DOES University sudah berapa tahun berdiri?

Sekarang itu generasi kedua. Ada 50 orang. Generasi pertama ada 10 orang. Membesar? Ya, harus jauh lebih banyak lah agar maju. Pengajar generasi kedua adalah generasi pertama. Jadi memang begitu di kontrak seperti itu. Mereka tidak dipungut biaya, tetapi dikontrak untuk menjadi pengajar generasi kedua.

Sebenarnya anak-anak muda itu semuanya punya gift secara alami. Tetapi keinginannya tidak nyampe. Kalo bener-benar match, DOES University akan cepat menjadikan dia profesional.

Lokasi DOES University itu memang di Yogyakarta?

Sekarang kami sedang menjajagi tempat baru di Ungaran. Agar bisa menampung lebih banyak dan menjadi sekolah lebih besar. DOES University itu siswanya dari mana-mana, tidak hanya dari Yogyakarta, jadi lokasi sebenarnya tidak menjadi masalah.

Apa yang menjadi modal sangat mendasar bagi Mas Erix sehingga sekolah ini bisa berdiri?

Komunitas. Dukungan komunitas adalah modal dasarnya. Endank Soekamti itu memiliki komunitas. Kamtis Family. Jumlahnya sekarang ada 2.2 juta. Dari punya fans besar seperti itu, mau diapakan? Aku ingin mengajak mereka ke sebuah mimpi yang bagus.Aku berharap dengan DOES Community, kita bisa menularkan mimpi itu.Kita memaknai kehadiran komunitas lebih positif.

Jika tidak ada Kamtis Family, produk kreatif kita dijual ke siapa. Share mimpi ini ke siapa? Tugas kita lah mentrigger, menggerakan mereka membuat sesuatu. Buat yang tertarik ikut, buat yang tidak ya mendoakan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun