Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inspirasi Ramadan: Intan Rosmadewi, Ibu 12 Anak, Didik Anak dengan Contoh

4 Juli 2016   16:18 Diperbarui: 5 Juli 2016   22:57 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Bunda Intan dan adiknya yang juga menulis, Kang Fajruddin Muchtar (fxmuchtar) | Foto: Rifki Feriandi

Catatan dari Bunda Intan

Keluarga Bunda Intan bersama Alm suami | Foto: dokpri Bunda Intan
Keluarga Bunda Intan bersama Alm suami | Foto: dokpri Bunda Intan
  1. Ritchie Ramadhan:  Baru menulis satu tulisan, akan tetapi Bunda berharap iapun bisa mengambil peluang menjadi penulis sehingga punya kesempatan untuk berkisah tentang pengalaman dan apapun yang berguna agar bisa di bagikan pada pembaca secara lebih luas.
  2. Dzulfikar Al’AlaDzulfikar satu – satunya putera Bunda yang menekuni dunia menulis hingga kini tulisan berjumlah 528 artikel salah satu tulisan yang menuai lebih dari seribu klik. Blog pribadinya didesain dengan sangat profesionalAroma harum dampak menulis banyak dan berulang kali ditebar Dzulfikar kepada adik – adiknya dan kepada keluarga besar Muchtar Adam.
  3. Hudaibiyah Al Faruqie: Bertugas di Banda Aceh, bagian karantina ikan di Bandara Sultan IskandarMudaalumni Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta di bawah kementerian Perikanan dan Kelautan.
  4. Mujahidah Raihanah: Alumni Sekolah Akademi Kesehatan. Sudah mengabdi selama beberapa tahun di RBC (Rumah Sakit Bersalin Cuma – Cuma Dompet Dhu’afa).
  5. Fawwaz Ibrahim: Kegiatan menulis bagi Fawwaz saat ini menjadi peluang mengasyikan dirinya untuk bisa  traveling gratis diantaranya ke Banyuwangi bersama Kementerian Pariwisata, salah satu tulisan yang cukup menyentuh pembaca: Aku Ayah dan Kompasiana.
  6. Raidah Shabirah: Alumni Pendidikan Bahasa Arab Univ. Pendidikan UPI tahun 2016 masih melamar ke beberapa sekolah di Bdg sebagai guru Bahasa Arab, heran juga ni satu anaknya Bunda penggemar drama Korea yang menyebar wabah negatif bagi adik – adiknya, hahaha . . . si Bunda jadi tertantang habis – habisan menasehati  agar jangan nonton film2 yang banyak menghabiskan waktu.
  7. Raadiyah MardiyyahSaat ini puteri Bunda ketujuh  tengah magang selama 3 bulan di RRI – Bandung sebagai script writter siaran bahasa Inggris Pro 2 FM, kuliah di Universitas Negeri Malang, aktif menulis di Kompasiana dan salah satu tulisan Didi ( panggilan harian di rumah ) yang sempat di apresiasi dan di komen Kang Pepih secara khusus adalah Lelaki empat Februari.
  8. Hannah Siti Hajar KarimahBaru satu tulisan, di Kompasiana  masih sibuk berkutat urusan masuk ke Perguruan Tinggi untuk yang kedua kalinya zonk masuk ke SBMPTN ;  berdasar kisahnya pada Bunda berkali – kali mau nulis susah log in, akhirnya malas dan lupa password (edisi Kompasiana dalam Pembangunan).
  9. Khalillah Muta’ally: Aktifis Hidzbul Wathan,  naik kelas 12 sempat ikut Jambore HW pada tahun 2015 ke Bantimurung, tanggal 12 ke solo ikut Mu’tamah HW,  baru hafal dua juz salah satu cita – cita Kholillah ingin menjadi Hafidzah ( Penghafal Al Qur’an).
  10. As Sajjad M. Ali Z Abidin: Aktif dalam turnamen – turnamen wushu, berbagai event dia ikuti dan selalu menjadi Juara saat di SD, setelah di SMP dan sekarang kelas 8 lebih tertarik main drumband dan gitar ( ah . . . Bunda, tidak menyangka ada yang berminat pada keriuhan dan berisik). 
  11. Sajaah Ash Shadiqah: Baru naik kelas 6 SD, bercita – cita ingin menjadi dokter dan penulis baru menulis lewat kertas sedikit – sedikit seperti catatan harian.
  12. Dzul Afaren Nasreen: Si bungsu kecintaan Ayah,  baru naik kelas 4 dan ingin ngeblog semoga sesudah lebaran Bunda segera membimbingnya karena sepeninggal Ayah si kecil rajin membuat surat cinta dan surat rindu untuk Ayah. Biasanya Ayah yang mengantar ke Sekolah demikian saat pembagian rapor dan ke dokter periksa gigi rutin adalah Ayah yang mendampingi. Catatan dari Ibu Gurunya saat Bunda menyempatkan mengambil eapor bahwa Afaren sepeninggal Ayahnya di kelas sering melamun,  katanya kalau di tanya secara perlahan ia akan berkaca – kaca menangis ia katakan dengan sendu : “rindu sama Ayah”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun