Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Ketapels – Berdaya] Deaf Cafe – Sinergi Empat "Pilar" Kebaikan Berdayakan Tuna Rungu

17 April 2016   05:21 Diperbarui: 17 April 2016   09:08 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bu Pat, mantan Ketua Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia | Foto: Gaper Fadli"]

[/caption]Nama lengkapnya adalah Pat Sulistyowati, mantan Ketua Gerkatin – Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia. Dari ibu tuna rungu berambut putih potongan pendek inilah yang adalah pengajar bahasa isyarat, Dissa “berguru”, belajar dan memahami bahasa isyarat dan hal-hal yang berkaitan dengan ketunarunguan. Melalui Bu Pat, yang sudah dikenal di komunitas tuna rungu dan memang peduli dengan anak-anak muda tunarungu untuk bisa hidup dan berusaha mandiri, akhirnya ide Dissa bisa terlaksana. Berdirilah Kafe Tunarungu, Deaf Cafe, yang diberi nama Fingertalk yang memang berarti jari yang berbicara. Kafe ini berdiri bersebelahan dengan rumah Bu Pat yang sekaligus sebagai workshop bagi komunitas tuna rungu, yaitu di Jalan Dr. Setiabudi, Gang Pinang No.37, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.

Selain Bu Pat, Dissa pun terhubung dengan pakar-pakar bahasa isyarat, seperti Bu Pingkan “Pingky: Carolina Rosalie Warouw, Ketua Inasli – Indonesian Sign Language Interpreter dan Bu Sasanti T Soegiharto, juga seorang Sign Language Interpreter yang juga Instructor for English writings for preoffessional. Kedua ibu sering kita lihat di teve sebagai penerjemah pada acara berita.

[caption caption="Penulis bersama Bu Pinky (ka) dan Bu Sasanti (ki), dua Sign Language Interpreter senior | Foto: Gaper Fadli"]

[/caption]Inspirator inspired by other inspirator. Mungkin begitu nyatanya. Di dinding kafe terpampang foto-foto public figure yang tunarungu, seperti Surya Sahetapy, Phieter Angdika, Adhi Bharotorres, Ahmad Fahar, Indhira Imandari, Annisa Rahmania, Adfe Wirawan, Yuliana. Bahkan dukungan inspirasi tambahan pun muncul dari figur internasional semacam Leah Katz-Hernandez yang adalah asisten Presiden Barack Obama yang memimpin delegasi  Amerika Serikat dalam Program Pertukaran Pemimpin Muda Tuli dan berkunjung ke Deaf Cafe Fingertalk.,

Eksekusi

Dalam pelaksanaan idenya, Dissa didukung oleh Bu Pat dalam menemukan talent-talent tuna rungu yang mendukung suksesnya operasional bisnis kafenya. Ada lima orang kru tunarungu yang membantu Dissa untuk mengelola kafe, termasuk Frisca sebagai juru masak. Untuk melengkapi bisnisnya, Dissa pun melengkapi kafe dengan workshop untuk para tunarungu, di mana hasil kerajinannya pun – berupa kain batik dan kerajinan tangan lainnya – dijual di kafe tersebut. Di area workshop ada Santi, deaf yang pandai menjahit.

[caption caption="Dissa bersama tim pengelola kafe | Foto: Gaper Fadli"]

[/caption]

[caption caption="Dissa bersama Santi dari bagian workshop | Foto: Gaper Fadli"]

[/caption]

Sosialisasi

Sebuah kegiatan mungkin tidak akan begema luas jika tidak disosialisasikan. Apalagi jika kegiatan itu berupa kegiatan sosial, yang mana memiliki tujuan lain yaitu sebagai pemberdayaan. Termasuk dalam “tujuan lain” itu adalah penyadaran tentang ketidakmengertian, dan pelurusan sebuah ketidakpahaman. Di sinilah sebuah media memegang peranan. Dan di era kini, peranan itu bisa aktif dilakukan oleh media sosial.

[caption caption="Foto bersama empat "pilar" berdayakan tuna rungu | Foto: Gaper Fadli"]

[/caption]

Komunitas Ketapels – Kompasianer Tangsel Plus – sebagai sebuah komunitas di bawah naungan Kompasiana – Kompas, melihat hal ini sebagai sebuah area dimana para anggotanya bisa berkontribusi aktif dalam kegitan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai komunitas dengan aktifitas menulis, Ketapels mencoba bersinergi dengan Fingertalk dalam hal mensosialisasikan kegiatan-kegiatan sosial bermanfaat, termasuk membuka wawasan masyarakat tentang ketunarunguan. Karenanya, Ketapels sangat menyambut ajakan dan undangan dari Fingertalk dalam acara memperingati ulang tahun pertama Fingertalk – Deaf Cafe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun