Di lain cerita, saya bertemu beberapa teman wanita. Ya, karena usianya pun sama, mereka sudah sangat dewasa dengan berbagai profesi, umumnya berkisar di bidang pendidikan. Dan ternyata, setelah tiga puluh tahun berlalu, barulah saya tahu bahwa beberapa dari mereka adalah secret admirer – meski mereka tidak mau atau tidak berani mengakui :). Karena cowok menjadi secret admirer sudah terlalu mainstream, maka merekalah yang menjadi secret admirer saya, saat itu. Sudah tentu ada sesuatu yang menarik yang menjadi sebabnya. Bukankah Secret admirer = penyimpan hasrat tak terungkap. Sebab yang menumbuhkan hasrat itu terdiri dari beberapa sisi: tampan, baik, sopan, pintar. Itu sepertinya yang mereka pikir ada di diri saya (punten, kepalang narsis :) ). Padahal, suwer saya tidak merasa seperti itu. Da, aku mah apa atuh. Perasaan mah saya teh nothing, ya pemalu, ya cengeng, ya pendiem, pramuka wae hobinya teh jadi anggota: manut. Minderwardegheizcomplex. Tapi konon katanya, seorang cowok yang tidak merasa tampan, tidak merasa baik, sopan teh ituternyata lebih menarik. Gubrak.
Nah, dalam reuni kedua pihak itu bertemu, bukan? Yang dulu menyimpan hasrat dan yang dulu menebar hasrat. Sayangnya pertemuannya itu salah waktu, yaitu tiga puluh tahun kemudian. Yang terjadi adalah sebuah seruan – sejenis pertanyaan tak perlu jawaban dan cenderung penyesalan.
“Rifki!!! Kok, jadi begini. Kasepan baheula (gantengan dulu)”.
Beuh deui wae. Menohok ke ulu hati...harusnya. Sakitnya juga di sini.... harusnya. Bukankah mendingan dibilang “pernah jelek” dibanding “penah ganteng”?. Pernah ganteng berarti dulu sempat ganteng, tapi sekarang tidak lagi. Oh, NOOOO!!!
Tapi, kembali, ya buat apa baper - bawa perasaan. Memang kenyataan berkata sangat jujur, meski kejam saudara. Kalau dulu ya boleh lah saya mirip Al atau Varrel atau anak-anak artis yang ganteng-ganteng. Tetapi tiga puluh tahun kemudian masih mengharapkan kegantengan yang sama? “Mikiiir” – kata Cak Lontong. Tidak perlu disedihkan. Jadi, terimalah kenyataan kejam itu. Tidak usah bawa perasaan. Lebih baik, mainkanlah suasana. Responslah dengan riang dan canda, demi mengantar suasana menuju persahabatan erat. Biarkanlah dulu mereka mengagumi kita karena ganteng secara fisik, sekarang perlihatkanlah kita ganteng secara budi pekerti. (Hmmm...daleeeem).
Sebaliknya, jangan juga baper – bawa perasaan – yang dulu ada di hati untuk ditumbuhkan di saat ini. CLBK – Cinta Lama Bersemi Kembali. Sudahlah. Biarkanlah itu menjadi sebuah cerita nostalgia, kisah indah untuk diceritakan kepada anak cucu. Tidak usahlah diungkit lagi. Tidak usahlah dicomblangin lagi. Bukankah kisah cinta Siti Nurbaya tidak cocok disetting dengan kisah antara Cinta dan Rangga.
Namun, silakan baper – bawa perasaan – jika anda dan dia adalah sama-sama Jones (Jones bisa berarti Jomblo Ngenes atau Jodoh Kenes).
Jadi, Anda diundang reunian? Datang saja lah. Tidak usahlah baper – bawa perasaan. Bawalah sisi positif dirimu. Bring your positivity. Dan tularkan kepositifan ke teman-teman yang lama tidak bertemu. Dan nikmatilah kebahagiaan.
Yesterday is not ours to recover, but tomorrow is ours to win or lose – Lyndon B Johnson
Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the present – Kung fu Panda
[caption caption="Sumber:http://www.keepcalm-o-matic.co.uk/p/keep-calm-and-enjoy-reuni/"]