Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

(Kebon Binatang) Bandung Penuh Sampah? Ini Usulanku

28 Juli 2015   12:42 Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:47 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis sepertinya tidak pernah mendengar hal ini terjadi di Alun-Alun Bandung. Padahal, bisa saja pemerintah meminjam speakernya Masjid Agung untuk memberikan informasi seperti ini. Atau sengaja saja dibuat sistem informasi Alun-Alun tersendiri. Mungkin di BonBinBan langkah ini sudah dilakukan, tetapi akan bagus jika frekuensi memberikan informasi ini lebih sering – seperti yang penulis dengar di Ocean Park BSD.

Penegakan aturan

Untuk mencegah kebosanan dan memberikan efek yang berbeda dan hasil yang berdaya guna, ada bagusnya juga informasi disampaikan dengan berbagai macam improvisasi, tidak dengan nada suara datar. Dengan pantun,misalnya. Atau dengan sesuatu yang lucu. Atau dengan memberikan “ancaman” hukuman bagi pelanggar dan pembuang sampah sembarangan. Pemberian informasi yang komunikatif seperti ini penting agar masyarakat juga merasa bertanggung jawab atas tindakannya, dan segala kelalaian yang dilakukannya ada implikasi hukum menyertainya. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa aturan harus ditegakkan, bukan aturan diciptakan untuk dilanggar.

Salah satu hal lucu yang mampir di kepala penulis saat melihat foto sampah di kandang satwa BonBinBan, adalah membuat poster informasi yang ditempel di kandang satwa itu, yang berbunyi:

Ulah legeg. Wani miceun runtah di ieu kandang? Kudu wani meresihan ieu kandang ku sorangan. Eta ge mun boga jajaten” [Jangan belagu. Berani membuang sampah di kandang ini? Harus berani juga membersihkan kandang ini sendiri]

“Sing saha nu miceun runtah di ieu kandang, dihukum meresesihan kandang jeung dikurung bareng jeung ieu satwa sapoe jeput” [Barang siapa membuang sampah di kandang ini, dihukum harus membersihkan kandang dan dikurung bersama satwa ini sehari penuh]

“Owa wae teu miceun runtah ka luar kandang, naha ari manusa miceun runtah ka jero kandang? Nu mana Owa, nu mana manusa. Ngeunteung atuh euy???? [Monyet aja tidak membuang sampah ke luar kandang, lha ini manusia membuang sampah ke dalam kandang. Yang mana monyet yang mana manusia. Bercermin dong]

“Sing saja nu miceun runtah di imah uing, tempo we, disepak ku uing siah, paling henteu dina ngimpi maneh tujuh peuting.” [Barang siapa yang membuang sampah di rumahku, tunggu saja, kutendang kau, paling tidak di dalam mimpi kau tujuh malam]

Monitoring

Sewaktu berenang di Ocean Park, penulis memperhatikan abang tukang sampah beberapa kali mengecek tempat-tempat  sampah, lalu memadatkan sampah itu atau memasang tambahan plastik sampah.  Penulis pikir hal itu adalah tindakan yang bagus. Dan penulis juga yakin bahwa hal seperti ini juga yang dilakukan petugas-petugas kebersihan baik itu di BonBinBan ataupun di Alun-alun Bandung. Ya paling tidak itu adalah tugas resminya. Namun, mungkin tugas monitoring itu harus  lebih ditingkatkan frekuensinya, sehingga bisa diyakinkan bahwa tersedia tempat-tempat sampah yang cukup pada saat lokasi sedang mendapatkan puncak pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun