Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Duri Indah

18 Juli 2015   16:34 Diperbarui: 18 Juli 2015   16:50 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidaklah sesuatu itu diciptakan sia-sia

Setiap berkunjung ke rumah mertua, saya selalu temui bunga-bunga indah seperti di foto ini. Setiap melihatnya, saya merinding. Lha gimana tidak. Indah sih iya indah. Tapi durinya itu loh. Tajam. Runcing. Memenuhi dahan dan tangkai. Terbayang kalau kulit kita tertusuk duri itu. Sreeet. Darah mengalir. Merah. Mengucur deras. 

Coba lihat kerimbunan dahan dan tangkainya.

Berani tidak kita memotong tangkai itu dengan tangan telanjang? 

Yang menyebalkan adalah terkadang saya berimajinasi kejam: gimana kalau tenggorokan kita keselek duri-duri seperti itu? Oh, TIDAAAAAK!!

 

 

Ya, setidaknya tangkai yang mengerikan dengan duri tajamnya itu memiliki pesan untuk mereka yang mau menerima pesan. Allah menciptakan keindahan dalam tajamnya duri. Atau sesuatu yang indah bisa saja membahayakan jika tidak berhati-hati. Atau sesuatu yang tajam bisa muncul dari keindahan. Atau ..... ya, tergantung imajinasi penyikapan diri.

Dan....jika bunga-bunga ini berkolaborasi dan berkerumun bersama teman-temannya, dan memunculkan kelopak hijau bersemu merah dan merah merekah, maka lupalah kita bhawa di bawahnya tersimpan duri-duri tajam.

Entahlah, apa nama bunga ini? Adakah kawan yang tahu? Dan...apakah kawan juga memiliki pemaknaan lain dari makhluk cantik seperti ini?

Ah, aku mah juga suka mendampingkan bunga ini dengan darah, darah tipuan. Darah 'mainan' waktu kecil yang diambil dari bulir-bulir bulat merah ranum sebuah bunga, yang entah jugalah apa namanya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun