·Kesan pertama melihat buku ini dari sampulnya mengingatkan ke masa penerbit Balai Pustaka. Entahlah, sepertinya sampulnya kurang “menjual”, kurang “wah” atau kurang “kena”, terlepas dari keberhasilan memberikan kesan seorang ibu yang lembut, anggun, ramah dan bijaksana
·Daftar isinya berdasarkan nama penulis, berurutan. Mungkin tipe penulisan daftar isi seperti ini berkaitan dengan penulis-penulis kontributornya yang adalah Kompasianer. Rasanya akan lebih baik jika daftar isi itu memunculkan judul tulisan, atau judul tulisan dan penulisnya, sehingga pembaca akan lebih objektif mencari tulisan yang menarik. Atau boleh jadi penulisan daftar isi berdasarkan nama adalah untuk menutupi sedikit kelemahan dari judul beberapa tulisan yang terasa kurang menarik dan terkesan datar.
·Pengurutan tulisan rasanya akan bisa lebih dinikmati jika berdasarkan pengelompokan “sub-tema”, seperti kisah pengalaman tentang ibu, tentang anak, tentang lingkungan, tentang teknologi, tentang opini dan sejenisnya.
Stevie Wonder pernah berujar: 'Mama was my greatest teacher, a teacher of compassion, love and fearlessness. If love is sweet as a flower, then my mother is that sweet flower of love'. Buku ini berhasil menceritakan 'sweet flower of love' itu. Karena, seperti kutipan dalam tulisan Sri Sugiastuti: the mother’s heart is the child’s schoolroom. Seperti itulah 25 penulis wanita ini merawat Indonesia, melalui goretan pena DARI HATI.
Akhir kata, untuk mendukung wanita-wanita merawat Indonesia, para pria pun bisa memberi dukungan, karena 'The most important thing a father can do for his children is to love their mother'. Hmm... So sweeet
Judul buku: 25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia
Penulis: 25 orang Kompasianer
Editor: Thamrin Sonata
Penerbit: Peniti Media
Cetakan: Pertama, Maret 2014
ISBN: 978-979-95712-6-7
Tebal: 152 halaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H