Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Belitung: Destinasi Wajib Kunjung

15 November 2014   05:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:47 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Esoknya, kami melakukan wisata bahari. Saya sebenarnya paling tidak suka berwisata laut. Sederhana saja alasannya: tidak bisa berenang dan mudah sekali mual. Tapi entah kenapa setiap melihat foto pulau dengan warna lautnya yang hijau, membuat saya demikian semangat berkunjung ke Belitung. Dan hari itu, saya lakukan segala persiapan sebaik mungkin, termasuk obat-obatan, minyak kayu putih dan tentu saja plastik buat muntah. Tidak lupa kami pakai jaket pelampung.

Cuaca Alhamdulillah cerah pagi itu. Angin di pantai Tanjung Kelayang tempat perahu tertambat cukup kencang, namun itu hal biasa. Beranjak masuk perahu kayu, saya melihat sekeliling. Dari titik awal ini saja saya sudah melihat pemandangan yang bagus. Di kejauhan batu-batu besar berdiri elegan menghadap air hijau bening dan pasir pitih dengan keramaian orang-orang beraktivitas di atasnya. Mengherankan bagi saya saat itu karena saya tidak mencium bau amis khas air laut. Udara malah tercium segar.

1415973309617517136
1415973309617517136

Tanjung Kelayang. Di titik awal pun  sudah terlihat indah (dok.pri)

Tujuan pertama hari itu adalah sebuah pulau yang disebut Pulau Pasir. Pulau Pasir sering disebut pulau timbul tenggelam adalah pulau sangat kecil yang harus segera dikunjungi sebelum air pasang dan menutupi keseluruhan pulau. Meski kecil, kami amat sangat menikmati pulau ini. Pasirnya sangat bersih. Air lautnya super bening. Di sekeliling pulau kami bisa melihat pemandangan sangat indah, picturesque, dan warna air laut yang melingkarinya indah antara hijau muda menuju hijau tua. Yang lebih membahagiakan lagi adalah kenyataan bahwa si Ade - yang dikhawatirkan takut air - justru tertawa riang apalagi kala dia bisa berpose dengan Patrick si bintang laut hidup asli yang ternyata akan lembek jika mati dan keras jika masih hidup. Beruntung pagi itu perahu kami datang paling awal sehingga kami bisa menikmati pulau itu lebih lama sebelum lalu menjadi ramai sekali dengan kedatangan beberapa perahu sekaligus.

1415971701594046303
1415971701594046303

Pulau Pasir yang indah,  sangat cocok berfoto riang ceria (dok.pri)

1415965216119928375
1415965216119928375

Horeeee....bintang laut hidup!! (dok.pri)

14159658601575737790
14159658601575737790

Kakak memegang bintang laut, Ade berlari bebas mengejar Ibu (dok.pri)

Selanjutnya kami menuju Pulau Batu Berlayar. Dari jauh pulau ini sudah memiliki keunikan sendiri berupa batu-batu besar berdiri dengan gagah, eksotis dan juga elegan bak layar sedang berkembang. Kali ini yang heboh bukan si Ade, melainkan si Kakak yang langsung meminta difoto atau bertongsis ria di puncak batu. Saya harus sering mengingatkan dia untuk berhati-hati berselfie di ketinggian. Hati-hati pula dengan kaki Anda pada saat turun dari perahu karena bisa jadi telapak kaki Anda mendarat pada koral tajam, seperti yang saya alami.

1415971730483566555
1415971730483566555

Batu  berlayar tempat kita bernarsis (dok.pri)

Pulau Lengkuas sudah menanti, dengan mercuar yang sering dilihat fotonya. Pantai putihnya cukup luas, amat tepat untuk bermain pasir bersama, Ade, Kakak, Ayah sama Ibu, meski si Ayah tahu-tahu sudah pergi berkeliling pulau mencari sudut-sudut pengambilan foto yang bagus. Memang pemandangannya bagus. Laut hijau, pasir putih, batu besar, nyiur kelapa, menara tinggi dan orang-orang dengan wajah ceria - temasuk beberapa wanita muda yang tidak mau turun ke air dan tertawa sambil digendong suaminya.

14159654451567349479
14159654451567349479

Pasir halus di Pantai Pulau Lengkuas (dok,pri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun