Mohon tunggu...
Rifki Azizan Bachtera
Rifki Azizan Bachtera Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Public Relations and Digital Communication at State University of Jakarta

Memiliki ketertarikan dalam bidang penulisan dan gemar dalam melakukan kegiatan publikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Tolak Angin Jadi Tolak Segala Penyakit

20 April 2024   17:07 Diperbarui: 20 April 2024   17:09 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

Di tengah ketidakpastian kondisi tubuh yang sewaktu-waktu dapat mengalami sakit, Tolak Angin menjadi sebuah obat herbal yang kini tidak lagi seperti namanya, Tolak Angin lebih dari sekedar menghilangkan angin tubuh, ia bisa sembuhkan kembung, maag, kecapekan, tenggorokan kering, bahkan meredakan mabuk perjalanan. Hal tersebutlah yang membuat Tolak Angin menjadi obat herbal Andalan orang Indonesia. 

Sejarah Terciptanya Tolak Angin Sido Muncul

Sumber: PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Sumber: PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

Ibu Rahmat Sulistyo, seorang pembuat jamu yang menemukan produk Tolak Angin di tahun 1930 dengan menamakan produk pertamanya, yaitu Jamu Tujuh Angin sebagai bentuk keinginannya yang besar untuk ciptakan produk yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Beberapa tahun usaha Ibu Rahmat Sulistyo mengembangkan usahanya, ternyata sempat berhenti di tahun 1949 sebagai akibat dari adanya agresi militer Belanda, hingga membuat pencipta produk Tolak Angin ini bermigrasi ke Semarang untuk mendirikan pabrik jamunya di sana, yang diberi nama Sido Muncul. Impian yang terwujud, adalah makna dari Sido Muncul, di mana pabrik ini berdiri terus dengan menjadikan keturunan Ibu Rahmat Sulistyo sebagai penerusnya. 

Pada tahun 1975, berdirilah perseroan terbatas yang bernamakan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul yang bertahan hingga sekarang, disusul dengan pengembangan pabrik modern dengan luas sebesar 30 hektar yang berlokasi di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran, Jawa Tengah. Tak lama setelahnya, Tolak Angin dapatkan sertifikat setara farmasi tentang cara pembuatan obat yang baik.

Bahan Natural Pembentuk Tolak Angin

Sumber: Blibli.com
Sumber: Blibli.com

Tolak Angin bukanlah apa-apa tanpa bahan-bahan pembentuknya untuk menjadikan obat herbal andalan orang Indonesia. Untuk ciptakan obat herbal andalan orang Indonesia, Tolak Angin menggunakan beberapa bahan natural, seperti jahe, daun cengkeh, buah adas, daun mint, kayu ules, serta madu. 

Untuk mengatasi mual, muntah, dan kembung, maka jahe adalah bahan yang tepat untuk obati penyakit tersebut, gangguan pencernaan dapat diatasi oleh bahan daun cengkeh, untuk peradangan atau sakit tenggorokan serta mengencerkan dan mengeluarkan dahak serahkan kepada buah adas untuk menyembuhkannya, daun mint mampu atasi mabuk perjalanan, untuk mengurangi sakit dapat diatasi dengan bahan kayu ules, serta madu dapat tingkatkan daya tahan tubuh dan atasi segala komplikasi penyakit. 

Maka tidak menjadi suatu yang membingungkan setelah mengetahui bahan-bahan pembentuk Tolak Angin, bahwa produk obat herbal andalan orang Indonesia tersebut tidak hanya diperuntukan untuk menghilangkan angin saja, namun dapat atasi berbagai penyakit yang menjadi wajib untuk dibawa pada setiap obat-obatan yang dimiliki.


Inovasi Tolak Angin Si Bukan Hanya Obat Penghilang Angin

Sumber: Orami.co.id
Sumber: Orami.co.id

Tolak Angin bukan hanya sekedar obat angin kini rasanya sudah benar-benar direalisasikan, Sido Muncul merealisasikan hal tersebut dengan membuat ragam produk obat herbal yang menjadi andalan warga Indonesia, ragam produk itu di antaranya Alang Sari, Kuku Bima, Susu Jahe, Tolak Linu, Madu Kembang, dan masih banyak jenis obat lainnya yang siap obati macam penyakit selain sakit angin tentunya.

Jika beranggapan bahwa inovasi dari Sido Muncul hanya sampai situ, maka jawabannya adalah kurang tepat, karena Tolak Angin pernah melakukan eksperimen yang di luar bayangan dari siapapun, tepatnya pada tahun 2014, di Hotel Tentrem Sido Muncul melakukan eksperimen dengan produk andalannya Tolak Angin, di mana tolak angin melakukan perpaduan es krim dengan rasa Tolak Angin. Betapa tak terbayangkan sebuah obat herbal dipadukan dengan makanan sehari-hari dingin itu, bayangkan sebuah sensasi dingin dalam mulut dipadukan dengan adanya sensasi hangat di kerongkongan, dada, serta perut khas dari produk jitu Tolak Angin satu ini. Siapa sangka bahwa Tolak Angin dapat dikembangkan sebagai sebuah rasa dalam suatu hidangan perasa, ini merupakan sebuah terobosan jitu bahwa Tolak Angin tidak mau jika hanya berhenti sampai di obat herbal yang hanya diminum, hingga nantinya akan terus memberikan warna baru kepada bidang-bidang kesehatan.

Covid-19 Sebagai Bukti Tolak Angin Tidak Hanya Obati Sakit Angin

Sumber: Detik.com
Sumber: Detik.com

Kesehatan adalah hal yang diperjuangkan kala Pandemi Covid-19 melanda di Indonesia, banyak nyawa sudah di renggut atas kejadian pandemi ini. Di sinilah Tolak Angin mengepakan sayapnya untuk memberikan kontribusi sebagai bentuk pedulinya dalam menjaga kesehatan warga Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan penjualan jamu herbal dan suplemen pada tahun 2021 dengan pendapatan sebesar 2,69 triliun rupiah, meningkat dibandingkan dengan tahun 2020 yang memiliki pendapatan sebesar 2,22 triliun rupiah.

Sesuatu yang dimulai untuk tujuan yang baik, pasti akan mendapatkan hasil dan timbal balik yang sepadan, kalimat itulah yang sesuai dengan kondisi Tolak Angin kala Pandemi Covid-19 melanda. Obat herbal andalan warga Indonesia tentu bukan tanpa alasan, dengan Sido Muncul yang berfokus pada kebutuhan warga Indonesia dan melakukan produksi sesuai dengan kebutuhan, maka warga Indonesia pun seakan melihat tujuan mulia Sido Muncul tersebut dan memutuskan untuk menggunakan produk-produknya untuk kesehatan tubuh.

Rifki Azizan Bachtera, Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, Universitas Negeri Jakarta angkatan 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun