Musim PPBD dan PMB kini sudah berlalu. Masyarkat sangat antusias sekali dalam menanggapi fenomena ini. Berbagai persiapan dilakukan demi mendapatkan sekolah atau universitas yang didambakan, hasilnya ada yang berhasil menggapai tujuannya dan ada juga gagal mendapatkan impiannya. Sekolah atau universitas sebagai wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan sering kali mendapat pandangan sebelah mata dengan penilaian yang subjektif. Banyak masyarakat memilih sekolah yang "bagus" dengan pertimbangan popularitas. Sekolah bagus ini biasanya menjadi sekolah favorit yang selalu menjadi incaran masyarakat. Jika ada sekolah bagus, maka ada sekolah jelek. Sekolah jelek biasanya dihindari masyarakat bahkan menjadi pilihan terakhir jika ada yang gagal masuk atau terbuang dari sekolah bagus. Pelabelan sekolah bagus dan jelek oleh masyarakat berdampak pada pemerataan jumlah peserta didik, kekurangan peserta didik bagi sekolah jelek dan mempengaruhi bantuan dana dari pemerintah untuk mengembangkan sekolah tersebut. Pelabelan sekolah bukanlah masalah baru, meskipun sudah diatasi dengan kebijakan zonasi, hal tersebut masih bisa diakali dengan manipulasi data tempat tinggal. Masalah pendidikan selalu menarik untuk dibahas karena dekat dengan kehidupan masyarakat. Sayangnya masyarakat masih belum paham tentang bagaimana cara memanfaatkan fasilitas pendidikan dengan maksimal. Artikel ini akan membahas tentang cara memaksimalkan pendidikan dengan menekankan peran individu dalam memanfaatkan fasilitas pendidikan di sekolah sehingga tidak ada lagi pelabelan sekolah bagus atau jelek dan universitas bagus atau jelek
Sejatinya, semua sekolah adalah sama, yaitu sama sama memfasilitasi peserta didik untuk mendapatkan pendidikan. Setiap sekolah memilki fasilitas infrasutruktur yang dapat diakses bersama, serta memiliki kualitas guru yang berasal dari tingkat pendidikan yang sama. Sekolah favorit atau unggulan masyarakat tidak memberikan jaminan peserta didik menjadi orang yang memiliki kualitas meskipun didukung dengan fasilitas terbaik dan teknologi terbaru, sebaliknya sekolah jelek dan buangan masyarakat tidak menjamin peserta didik memiliki masa depan yang suram. Kesuksesan peserta didik menjadi orang berkualitas didasari oleh tekad, kerja keras, dan kreativitas individu. Peserta didik juga harus memiliki "Growth Mindset" atau pola pikir berkembang, yaitu pola pikir yang menganggap keberhasilan dan kemampuan seseorang dapat berkembang melalui waktu, usaha dan ketekunan, sehingga peserta didik menjadi pribadi yang kuat dan terus berusaha, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, belajar dari kritik, dan yang terpenting tidak melabeli diri menjadi anak yang bodoh. Di sekolah manapun masih ditemukan banyaknya peserta didik yang belum memiliki "Growth Mindset", sehingga sudah menjadi hal biasa jika kita bertemu peserta didik yang kurang percaya diri untuk tampil di depan orang.
Sekolah tidak memberikan jaminan kesuksesan kepada peserta didik untuk menjadi orang yang memiliki kualitas, akan tetapi untuk meraihnya, peran individu sangat menentukan hasil akhir yang diharapkan. Hal - hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan pendidikan secara maksimal demi meraih kesuksesan adalah sebagai berikut:
Aktif dalam pembelajaran
Mengikuti pelajaran dengan seksama, mengerjakan tugas dengan jujur dan bertanggung jawab, dan aktif mengajukan pertanyaan kepada guru. Dengan begitu, selain mendapatkan ilmu yang maksimal, siswa juga akan mendapatkan perhatian khusus dari guru yang bersangkutan karena keaktifan siswa didalam kelas juga menjadi objek penilaian guru.
Manfaatkan waktu luang untuk produktifitas dan hal baru
Waktu luang bukan untuk memperbanyak waktu bermain hape dan bermalas - malasan. Mulailah membaca dan menulis, mengerjakan hobi, berolahraga, ikut kegiatan ekstrakurikuler, dan mencoba hal baru yang bermanfaat.Â
Membangun komunitas positif.Â
Lingkungan akan membentuk masa depan. Budaya lingkungan akan meresap dan menjadi karakter pribadi. Bergaul dengan teman yang memiliki tujuan dan semangat belajar yang tinggi. Tetaplah berteman dengan siapapun, namun bergabunglah dengan circle yang positif.Â
Cara ini sangat sederhana dan mudah dilakukan namun dibutuhkan konsistensi agar menjadi kebiasaan yang baik dalam memanfaatkan pendidikan secara maksimal di sekolah.Â
Ada banyak sekali tokoh terkenal yang bukan berasal dari sekolah bagus namun berhasil memiliki kehidupan yang diinginkan. Kita juga bisa memperhatikan seperti apa perjuangan ayah dan ibu untuk hingga meraih kehidupannya saat ini, tetangga sekitar, bahkan guru disekolah. Mereka adalah orang - orang yang berhasil menciptakan kesuksesannya sendiri atas usaha nya sendiri, bukan dari lulusan sekolah bagus atau sekolah jelek. Mulailah tentukan tujuan karir selama masih berada di sekolah, kembangkan soft skills yang dibutuhkan di dunia kerja, cari informasi beasiswa dan peluang pendidikan lanjut. Persiapkan segalanya sedini mungkin, agar pada saat lulus nanti tidak kaget dengan dunia yang baru.
Selain dorongan dari dalam diri, dorongan dari luar pun memiliki pengaruh untuk mendukung kesuksesan peserta didik. Orang tua dan guru memiliki tugas yang berbeda dalam mendukung kesuksesan peserta didik. Sebagai lingkungan pertama anak, peran orang tua sebagai keluarga harus terus mendampingi, memberikan dorongan dan motivasi kepada anak untuk meraih prestasi; membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar dan mencari solusi yang tepat; dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah. Sekolah sebagai rumah kedua bagi peserta didik yang di bimbing oleh guru sebagai orang tua kedua juga memiliki peran penting, dimana guru harus terus memberikan pengajaran yang berkualitas dan selalu berpihak kepada siswa; memberikan perhatian dan dukungan individual sebagai mana orang tua dirumah; dan menciptakan suasana belajar yang positif dan inklusif.
Tidak ada lagi pelabelan sekolah bagus dan sekolah jelek, karena semua tergantung bagaimana cara kita memanfaatkannya. Setiap peserta didik memiliki potensi untuk meraih kesuksesan, terlepas dari latar belakang sekolah mereka. Dorongan orang tua dan guru juga berperan penting dalam menciptakan kesuksesan peserta didik. Tidak perlu berkecil hati jika suatu saat berada di sekolah atau universitas yang kurang diminati masyarakat, selama kita memiliki growth mindset, tidak ada kendala yang akan menghalangi kesuksesan kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI