Kemiskinan adalah kondisi suatu masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhannya seperti sandang, pangan dan papan yang dipengaruhi oleh pendapatan keuangan yang rendah. Permasalahan kemiskinan sudah menjadi perbincangan sejak sebelum kemerdekaan Indonesia.Â
Biasanya topik hangat ini selalu ada di kalangan pelajar, intelektual, sampai ke pejabat pemerintahan. Berbagai macam solusi pernah diterapkan demi menurunkan angka kemiskinan, seperti pemberian bansos, membuka lapangan pekerjaan sebanyak - banyaknya, peningkatan kualitas pendidikan, perbaikan dan pengadaan infrastruktur, sampai ke peningkatan ekspor dan masih banyak lagi.Â
Bahkan hampir setiap 5 tahun sekali, isu kemiskinan ini tidak pernah absen dari janji politik yang berlangsung di Indonesia. Berbagai macam bahasa dengan makna mengentaskan angka kemiskinan.Â
Lalu apa yang membuat angka kemiskinan di Indonesia sangat tinggi ? siapa yang bertanggung jawab atas permasalahan ini ?. Tulisan ini bertujuan untuk menyadarkan pembaca atas pentingnya kesadaran finansial agar mampu berperan dalam membantu negara dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.
Memang benar jika kondisi yang terjadi atas hidup seseorang merupakan tanggung jawabnya sendiri. Namun perlu diketahui bahwa ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya kemiskinan di Indonesia sebelum kita menyalahkan masyarakat itu sendiri. Kemiskinan bisa terjadi karena kondisi alamiah, kondisi struktural, maupun kondisi kultural. Kondisi alamiah terjadi akibat keterbatasan sumber daya alam sehingga berdampak pada tingkat produksi yang rendah.Â
Kondisi struktural terjadi akibat masih tingginya ketimpangan pembangunan infrastruktur dan kurangnya efektivitas lembaga pemerintah dalam memberikan solusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Sedangkan kondisi kemiskinan struktural disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup yang merasa cukup atas kondisinya saat ini, sehingga tidak ada perkembangan ekonomi masyarakat dalam kondisi kultural ini berjalan di tempat, bisa dibilang kondisi kemiskinan struktural terjadi atas kehendaknya sendiri.Â
Jika kita uraikan lagi, maka kemiskinan yang terjadi di Indonesia terjadi atas faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terjadi atas kurangnya sumber daya alam dan kebijakan pemerintah, sedangkan faktor internal terjadi atas diri sendiri. Melalui hal tersebut, benang merah dari permasalahan kemiskinan di Indonesia adalah bagaimana pemerintah mampu memfasilitasi masyarakat dengan kebijakan yang tepat dalam meningkatkan produksi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia.
Kemiskinan tidak bisa dihilangkan begitu saja berdasarkan kondisi masyarakat saat ini, akan tetapi pemerintah bisa melakukan tindakan kuratif untuk mengurangi tingkat kemiskinan secara bertahap sampai ke level paling rendah, dan ini membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu konsisten dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, mempersiapkan serta melatih generasi baru dengan pengenalan dan penerapan serta membiasakan kesadaran finansial dalam kehidupan sehari - hari.Â
Kesadaran finansial adalah kepekaan terhadap kondisi keuangan dan secara keseluruhan yang meliputi pendapatan, pengeluaran, tabungan, investasi, dan kemampuan mengelola keuangan. Kesadaran finansial jika dikenalkan dan diterapkan secara serius akan menjadi dasar seseorang dalam bertindak.Â
Ruang lingkup kesadaran finansial tidak hanya berdampak pada keuangan tetapi juga berdampak pada lingkup sosial budaya dan lingkungan. Hasil yang diharapkan dari individu yang sudah memiliki kesadaran finansial yang baik adalah sikap yang waspada dalam bertindak.Â
Dari kewaspadaan tersebut, tindakan yang dilakukan kelak akan menjauhkannya dari lubang kemiskinan, seperti bijak dalam berhutang, memiliki prioritas kebutuhan, membangun dana darurat, memahami resiko dan peluang investasi. Sikap Waspada akan menyadarkan individu untuk terus meningkatkan kualitas diri dengan belajar dan rajin membaca karena tingkat kemiskinan mengikuti tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia, semakin rendah SDM maka tingkat kemiskinan akan semakin tinggi, berlaku kebalikannya.
Penerapan kesadaran finansial melalui perbaikan kualitas pendidikan memang akan memberikan output yang luar biasa terhadap SDM di Indonesia, akan tetapi ide yang sudah ada ini perlu kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Guru sangat berperan penting sebagai eksekutor gagasan ini, maka dari itu, sebelum disampaikan ke siswa, tentulah guru sudah memiliki kesadaran finansial yang baik.Â
Namun akan menjadi masalah jika guru tidak memiliki kesadaran finansial yang baik, meskipun tidak banyak, masih ada saja guru yang tidak waspada akan tindakannya dalam mengelola keuangan dan belum memiliki kesadaran finansial, kita bisa melihat dari fenomena guru yang menggadaikan SK nya untuk kebutuhan konsumtif dan terlilit hutang, ada juga guru yang tidak bisa mendidik siswanya, bahkan ada juga guru yang jarang masuk kelas dengan alasan yang tidak bisa diterima.Â
Guru punya hak atas tindakannya masing - masing, tetapi tindakan mereka akan menjadi contoh bagi siswa, jika tidak ada tindakan atau kebiasaan yang baik, maka contoh apa yang bisa ditiru siswa atas dirinya ?. Masalah guru bukanlah masalah baru, tentu sudah banyak upaya yang pemerintah lakukan untuk meningkatkan kualitas guru, kurangnya kesadaran guru atas profesinya selalu menjadi penghambat atas kebijakan yang turun pemerintah.Â
Masalah ketidakdisiplinan guru di sekolah bisa dijawab dengan penguatan aturan sekolah melalui peran kepala sekolah, dan pemerintah tetap pada jalannya untuk terus meningkatkan profesionalisme guru di sekolah. Kerja sama ini tidak lain untuk mempersiapkan guru agar memiliki kesadaran finansial yang selanjutnya akan diturunkan kepada siswa.
Indonesia masih punya kesempatan untuk menghapus kemiskinan sampai ke level terendahnya dengan menggunakan strategi kesadaran finansial. Istilah penerapan kesadaran finansial sudah ada sejak lama sekali di Indonesia, namun konsep nya baru dikenalkan kepada kita semua melalui saluran pendidikan.Â
Peningkatan kualitas pendidikan dengan menciptakan kesadaran finansial terhadap seluruh elemen yang berperan menjadi solusi dalam mengatasi kemiskinan di Indonesia. Penyelesaiannya sampai ke level terendah dilakukan secara bertahap namun konsisten, perlu waktu yang cukup lama hingga masyarakat terbiasa dengan kesadaran finansial dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.Â
Akhir kata, dengan tercapainya tujuan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dapat mewujudkan kehidupan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sesuai dengan cita - cita bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H