Mohon tunggu...
Rifki Al Shahib
Rifki Al Shahib Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 4 Samarinda

Pendidikan dan Keuangan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesadaran Finansial Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

16 Juni 2024   15:16 Diperbarui: 16 Juni 2024   15:30 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Kemiskinan adalah kondisi suatu masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhannya seperti sandang, pangan dan papan yang dipengaruhi oleh pendapatan keuangan yang rendah. Permasalahan kemiskinan sudah menjadi perbincangan sejak sebelum kemerdekaan Indonesia. 

Biasanya topik hangat ini selalu ada di kalangan pelajar, intelektual, sampai ke pejabat pemerintahan. Berbagai macam solusi pernah diterapkan demi menurunkan angka kemiskinan, seperti pemberian bansos, membuka lapangan pekerjaan sebanyak - banyaknya, peningkatan kualitas pendidikan, perbaikan dan pengadaan infrastruktur, sampai ke peningkatan ekspor dan masih banyak lagi. 

Bahkan hampir setiap 5 tahun sekali, isu kemiskinan ini tidak pernah absen dari janji politik yang berlangsung di Indonesia. Berbagai macam bahasa dengan makna mengentaskan angka kemiskinan. 

Lalu apa yang membuat angka kemiskinan di Indonesia sangat tinggi ? siapa yang bertanggung jawab atas permasalahan ini ?. Tulisan ini bertujuan untuk menyadarkan pembaca atas pentingnya kesadaran finansial agar mampu berperan dalam membantu negara dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.

Memang benar jika kondisi yang terjadi atas hidup seseorang merupakan tanggung jawabnya sendiri. Namun perlu diketahui bahwa ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya kemiskinan di Indonesia sebelum kita menyalahkan masyarakat itu sendiri. Kemiskinan bisa terjadi karena kondisi alamiah, kondisi struktural, maupun kondisi kultural. Kondisi alamiah terjadi akibat keterbatasan sumber daya alam sehingga berdampak pada tingkat produksi yang rendah. 

Kondisi struktural terjadi akibat masih tingginya ketimpangan pembangunan infrastruktur dan kurangnya efektivitas lembaga pemerintah dalam memberikan solusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Sedangkan kondisi kemiskinan struktural disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup yang merasa cukup atas kondisinya saat ini, sehingga tidak ada perkembangan ekonomi masyarakat dalam kondisi kultural ini berjalan di tempat, bisa dibilang kondisi kemiskinan struktural terjadi atas kehendaknya sendiri. 

Jika kita uraikan lagi, maka kemiskinan yang terjadi di Indonesia terjadi atas faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terjadi atas kurangnya sumber daya alam dan kebijakan pemerintah, sedangkan faktor internal terjadi atas diri sendiri. Melalui hal tersebut, benang merah dari permasalahan kemiskinan di Indonesia adalah bagaimana pemerintah mampu memfasilitasi masyarakat dengan kebijakan yang tepat dalam meningkatkan produksi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia.

Kemiskinan tidak bisa dihilangkan begitu saja berdasarkan kondisi masyarakat saat ini, akan tetapi pemerintah bisa melakukan tindakan kuratif untuk mengurangi tingkat kemiskinan secara bertahap sampai ke level paling rendah, dan ini membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu konsisten dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, mempersiapkan serta melatih generasi baru dengan pengenalan dan penerapan serta membiasakan kesadaran finansial dalam kehidupan sehari - hari. 

Kesadaran finansial adalah kepekaan terhadap kondisi keuangan dan secara keseluruhan yang meliputi pendapatan, pengeluaran, tabungan, investasi, dan kemampuan mengelola keuangan. Kesadaran finansial jika dikenalkan dan diterapkan secara serius akan menjadi dasar seseorang dalam bertindak. 

Ruang lingkup kesadaran finansial tidak hanya berdampak pada keuangan tetapi juga berdampak pada lingkup sosial budaya dan lingkungan. Hasil yang diharapkan dari individu yang sudah memiliki kesadaran finansial yang baik adalah sikap yang waspada dalam bertindak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun