Mohon tunggu...
Rifki Alfian Wicaksono
Rifki Alfian Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - mencari wadah untuk menitipkan buah pikiran

mahasiswa pertengahan menuju akhir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Arah Kebijakan yang Salah Langkah akan Berakibat Kerusakan Jangka Panjang

24 Juni 2021   00:31 Diperbarui: 24 Juni 2021   00:47 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dreamstime.com/ & https://cwn-rce.ca/

Ditakutkan kita akan semakin lupa apa yang dihadapi saat ini yaitu pandemi. Namun kebijakan-kebijakan yang cenderung memajukan ekonomi. Layaknya memotong kayu dengan benda tumpul. Kebijakan yang dikeluarkan saat ini merupakan low risk low return dimana akan cendrung sangat lambat dalam pengembalian seperti semula. Lain halnya dengan negara lain yang seringnya mengeluarkan kebijakan dengan high risk high return dalam penanganan pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Sasaran yang kemudian mengakibatkan warga masyarakat cenderung menjadi seolah-olah anti terhadap kebijakan Covid-19 adalah, kebijakan yang cenderung dilihat oleh masyarakat kemudian seperti tebang pilih. Dimana acara hajatan, kebudayaan, keagamaan dan yang lain sebagainya. Dilarang begitu kerasnya karena setiap acara tersebut akan sangat cepat ditindak dengan dibubarkan. 

Okelah karena kerumunan. Namun bisakah kita samakan risiko penularannya terhadap wisatawan yang berkunjung di tempat wisata di daerah yang sama atas larangan acara-acara tersebut. Jawabannya adalah bisa. Karena dalam hal ini perbedaannya terdapat pada tempat dan orientasi. Tempat wisata yang dinilai luas dan dengan pembatasan yang KETAT dibolehkan karena memiliki tingkat persebaran yang kecil serta dalam rangka meningkatkan ekonomi warga sekitar. Lalu pertanyaan yang timbul adalah bila warga di daerah yang memiliki persebaran Covid-19 tinggi kemudian membuka tempat wisatannya bukankah itu sama dengan penularan wisatawan kepada warga lokal. 

Kemudian persebarannya juga akan semakin parah dengan para wisatawan yang pulang dengan membawa Covid-19 itu sendiri. Sedangkan dalam acara-acara hajatan, kebudayaan serta keagamaan dan lain sebagainya dinilai jauh dari orientasi ekonomi. Namun inilah hak asasi yang dilindungi oleh negara. Walaupun pembatasannya juga bisa diatur oleh negara. Maka muncul pertanyaan dimana seberapa efektif penjalanan protokol kesehatan di tempat wisata yang sering kita jumpai kemudian begitu crowded-nya terlihat.

 Pada akhirnya penulis hanya dapat menyampaikan hal-hal diatas yang dirasa semakin hari semakin sulit dipahami terkait kebijakan yang dikeluarkan. Ditakutkan bila tidak ada tindak lanjut yang serius terkait masalah kesehatan yang diselesaikan dengan penyelesaian masalah perekonomian hanya akan membuat semakin lama pandemi Covid-19 yang terjadi di negara tercinta ini. Semua yang diutarakan oleh penulis bukan untuk menyerang para pemangku kebijakan namun hanya sebagai bahan refleksi antara penulis serta pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun