Beliau adalah Nuh bin Lamik bin Mutawasylih bin Khanukh (Idris as) bin Yarid bin Mahlayil bin Qainin bin Anusy bin Syits bin Adam. Nabi Nuh Dilahirkan 126 tahun setelah wafatnya Adam, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Jarir dan lainnya. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa masa antara nabi Adam dan Nabi Nuh adalah sepuluh abad. Semua orang antara selama rentang waktu itu memeluk Islam. Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas bahwa 10 abad yang dimaksud adalah 10 abad dalam keadaan memeluk Islam, namun sesudahnya mereka berada dalam kesesatan.
Nabi Nuh diutus kepada kaum yang menyembah patung dan thagut. Mereka tenggelam dalam kesesatan dan kekufuran, sehingga Allah mengutusnya sebagai rahmat kepada hamba-Nya. Maka dengan demikian Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus di muka bumi.
Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dari hadits Ibnu Abbas menafsirkan firman Allah Ta’ala dalam QS Nuh ayat 23 tentang Wadd, Suwaa, yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.
وَقَالُوْا لَا تَذَرُنَّ اٰلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَّلَا سُوَاعًا ەۙ وَّلَا يَغُوْثَ وَيَعُوْقَ وَنَسْرًاۚ
Wadd, Suwaa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr adalah nama orang-orang saleh dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada kaumnya untuk membuat patung mereka di tempat mereka biasa duduk, lalu setiap patung diberi nama dengan nama mereka. Usulan setan tersebut mereka lakukan, sehingga ketika generasi pertamanya sudah tidak ada dan ilmu juga sudah lenyap, patung-patung itu akhirnya disembah.
Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat tentang penafsiran ayat di atas, yaitu bahwa (nama-nama tersebut asalnya adalah) orang-orang saleh yang hidup pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh as. Mereka memiliki banyak pengikut yang selalu meneladani kehidupan mereka.
Ketika mereka meninggal, para pengikutnya berkata, “Seandainya kita buatkan patung mereka, hal itu akan membuat kita ingat mereka dan mendorong kita untuk rajin beribadah”. Lalu rencana itu mereka laksanakan. Ketika para pengikutnya telah meninggal, Iblis membisikkan generasi berikutnya, “Sungguh mereka (pendahulu kalian) menyembahnya dan meminta hujan dengan perantara patung-patung ini. Akhirnya patung-patung itu disembah oleh mereka”.
Saat itu kerusakan dan penyembahan terhadap berhala merajalela di muka bumi, Allah Ta'ala mengutus Nabi Nuh untuk menyerukan kaumnya agar beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya serta melarang penghambaan kepada selain-Nya. Maka Nabi Nuh merupakan Rasul pertama yang diutus dimuka bumi.
Setelah diutus sebagai seorang Rasul, Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya untuk beribadah semata-mata kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia melarang kaumnya menyembah berhala, patung atau berbagai bentuk taghuT. Mereka harus meyakini keesan-Nya dan meyakini bahwa tidak ada satupun tuhan yang patut disembah selain-Nya, sebagaimana umumnya merupakan tugas para nabi dan Rosul.
Dengan berbagai macam cara Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya, Siang dan malam, sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dengan memberikan janji menyenangkan (targhib) atau ancaman menakutkan (tarhib). Namun usaha keras tersebut tidak mendapat tanggapan positif dari kaumnya.
Sebagian besar kaumnya menolak dakwah Nabi Nuh. Bahkan tidak hanya sampai di situ, mereka pun melecehkan Nabi Nuh dan orang-orang yang mengikutinya. Nabi Nuh tetap sabar menghadapi mereka dan memberikan jawaban atas tuduhan-tuduhan mereka. Nuh menjawab, "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam". Yang diterangkan dalam QS. Al-A’raf : 61
قَالَ يٰقَوْمِ لَيْسَ بِيْ ضَلٰلَةٌ وَّلٰكِنِّيْ رَسُوْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Begitulah seterusnya. Nabi Nuh tanpa rasa bosan, dengan tekun beliau mendakwahi kaumnya walaupun masa dakwahnya sangat lama. Al-Quran menyatakan bahwa masa dakwah beliau mencapai 950 tahun.
Setelah sekian lama berdakwah dan dengan berbagai macam cara serta ketabahan dan kesabaran menghadapi kaumnya, namun sebagian besar kaumnya tetap saja menolak untuk menerima seruan dan dakwah beliau kecuali hanya beberapa gelintir saja yang menerima dakwahnya. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit." (QS. Hud: 40) Puncaknya adalah ketika kaumnya merasa bosan dengan seruan Nabi Nuh, lalu mereka meminta Nabi Nuh membuktikan kebenaran apa yang dia serupakan berupa sesuatu yang dapat mereka saksikan dengan nyata.
Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah membantah kami, dan telah sering bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu Termasuk orang-orang yang benar." (QS. Hud: 32) Nabi Nuh tidak serta merta memenuhi tuntutan mereka, sebab dia menyadari bahwa tidak ada mukjizat yang dapat dia lakukan sendiri kecuali jika Allah memberikannya. Karena Dialah Tuhan, tidak ada sesuatu pun yang mampu mengalahkannya.
Jika Dia menghendaki sesuatu, cukup bagi-Nya berkata "Kun", maka sesuatu itu akan terwujud seketika. Allah juga menghibur Nabi Nuh agar tidak gundah terhadap apa yang diperbuat kaumnya, karena pertolongan Allah akan segera datang.
Allah memerintahkan untuk berdo’a ketika memulai sebuah aktivitas agar semua baik dan diberkahi serta beakibat baik. Seperti ya Allah ajarkan kepada Nabi Nuh as, Allah berfirman “ Naiklah kamu semua kedalamnya ( perahu ) dengan menyebut Nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya perahu, ( QS Nuh ayat 42 ).
Setelah Allah benar-benar mendatangkan siksa, Allah mengirimkan hujan dari langit yang belum pernah dikenai bumi sebelumnya, juga tidak akan pernah diturunkan lagi sesudahnya. Hujan turun deras laksana air yang keluar dari mulut geriba. Allah juga memerintahkan bumi untuk memancarkan air dari segala penjuru.
Diriwiyatkan dalam riwayat ahli kitab bahwa Allah berfirman kepada Nuh keluarlah dari perahu, keluarkan pula istri, anak-anakmu, para istri anak-anakmu dan seluruh hewan yang ada bersamamu supaya semua berkembang dan menjadi banyak di bumi.
banjir ini merata di seluruh permukaan bumi dan Allah tidak menyisakan seorang kafirpun, sebagai jawaban atas do’a Nabi Nuh yang dikuatkan dengan pertolongan dan terjaga dari kesalahan serta dosa.
Beliau adalah Nuh bin Lamik bin Mutawasylih bin Khanukh (Idris as) bin Yarid bin Mahlayil bin Qainin bin Anusy bin Syits bin Adam. Nabi Nuh Dilahirkan 126 tahun setelah wafatnya Adam, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Jarir dan lainnya. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa masa antara nabi Adam dan Nabi Nuh adalah sepuluh abad. Semua orang antara selama rentang waktu itu memeluk Islam.
Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas bahwa 10 abad yang dimaksud adalah 10 abad dalam keadaan memeluk Islam, namun sesudahnya mereka berada dalam kesesatan. Nabi Nuh diutus kepada kaum yang menyembah patung dan thagut. Mereka tenggelam dalam kesesatan dan kekufuran, sehingga Allah mengutusnya sebagai rahmat kepada hamba-Nya. Maka dengan demikian Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus di muka bumi
Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dari hadits Ibnu Abbas menafsirkan firman Allah Ta’ala dalam QS Nuh ayat 23 tentang Wadd, Suwaa, yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.
وَقَالُوْا لَا تَذَرُنَّ اٰلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَّلَا سُوَاعًا ەۙ وَّلَا يَغُوْثَ وَيَعُوْقَ وَنَسْرًاۚ
Wadd, Suwaa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr adalah nama orang-orang saleh dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada kaumnya untuk membuat patung mereka di tempat mereka biasa duduk, lalu setiap patung diberi nama dengan nama mereka.
Usulan setan tersebut mereka lakukan, sehingga ketika generasi pertamanya sudah tidak ada dan ilmu juga sudah lenyap, patung-patung itu akhirnya disembah. Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat tentang penafsiran ayat di atas, yaitu bahwa (nama-nama tersebut asalnya adalah) orang-orang saleh yang hidup pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh as. Mereka memiliki banyak pengikut yang selalu meneladani kehidupan mereka.
Ketika mereka meninggal, para pengikutnya berkata, “Seandainya kita buatkan patung mereka, hal itu akan membuat kita ingat mereka dan mendorong kita untuk rajin beribadah”. Lalu rencana itu mereka laksanakan. Ketika para pengikutnya telah meninggal, Iblis membisikkan generasi berikutnya, “Sungguh mereka (pendahulu kalian) menyembahnya dan meminta hujan dengan perantara patung-patung ini.
Akhirnya patung-patung itu disembah oleh mereka”.saat itu kerusakan dan penyembahan terhadap berhala merajalela di muka bumi, Allah Ta'ala mengutus Nabi Nuh untuk menyerukan kaumnya agar beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya serta melarang penghambaan kepada selain-Nya. Maka Nabi Nuh merupakan Rasul pertama yang diutus dimuka bumi.
Setelah diutus sebagai seorang Rasul, Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya untuk beribadah semata-mata kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia melarang kaumnya menyembah berhala, patung atau berbagai bentuk taghuT.
Mereka harus meyakini keesan-Nya dan meyakini bahwa tidak ada satupun tuhan yang patut disembah selain-Nya, sebagaimana umumnya merupakan tugas para nabi dan Rosul. Dengan berbagai macam cara Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya, Siang dan malam, sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dengan memberikan janji menyenangkan (targhib) atau ancaman menakutkan (tarhib). Namun usaha keras tersebut tidak mendapat tanggapan positif dari kaumnya.
Sebagian besar kaumnya menolak dakwah Nabi Nuh. Bahkan tidak hanya sampai di situ, mereka pun melecehkan Nabi Nuh dan orang-orang yang mengikutinya. Nabi Nuh tetap sabar menghadapi mereka dan memberikan jawaban atas tuduhan-tuduhan mereka. Nuh menjawab, "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam". Yang diterangkan dalam QS. Al-A’raf : 61
قَالَ يٰقَوْمِ لَيْسَ بِيْ ضَلٰلَةٌ وَّلٰكِنِّيْ رَسُوْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Begitulah seterusnya. Nabi Nuh tanpa rasa bosan, dengan tekun beliau mendakwahi kaumnya walaupun masa dakwahnya sangat lama. Al-Quran menyatakan bahwa masa dakwah beliau mencapai 950 tahun.
Setelah sekian lama berdakwah dan dengan berbagai macam cara serta ketabahan dan kesabaran menghadapi kaumnya, namun sebagian besar kaumnya tetap saja menolak untuk menerima seruan dan dakwah beliau kecuali hanya beberapa gelintir saja yang menerima dakwahnya. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit." (QS. Hud: 40) Puncaknya adalah ketika kaumnya merasa bosan dengan seruan Nabi Nuh, lalu mereka meminta Nabi Nuh membuktikan kebenaran apa yang dia serupakan berupa sesuatu yang dapat mereka saksikan dengan nyata.
Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah membantah kami, dan telah sering bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu Termasuk orang-orang yang benar." (QS. Hud: 32) Nabi Nuh tidak serta merta memenuhi tuntutan mereka, sebab dia menyadari bahwa tidak ada mukjizat yang dapat dia lakukan sendiri kecuali jika Allah memberikannya.
Karena Dialah Tuhan, tidak ada sesuatu pun yang mampu mengalahkannya. Jika Dia menghendaki sesuatu, cukup bagi-Nya berkata "Kun", maka sesuatu itu akan terwujud seketika. Allah juga menghibur Nabi Nuh agar tidak gundah terhadap apa yang diperbuat kaumnya, karena pertolongan Allah akan segera datang.
Allah memerintahkan untuk berdo’a ketika memulai sebuah aktivitas agar semua baik dan diberkahi serta beakibat baik. Seperti ya Allah ajarkan kepada Nabi Nuh as, Allah berfirman “ Naiklah kamu semua kedalamnya ( perahu ) dengan menyebut Nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya perahu, ( QS Nuh ayat 42 ).
Setelah Allah benar-benar mendatangkan siksa, Allah mengirimkan hujan dari langit yang belum pernah dikenai bumi sebelumnya, juga tidak akan pernah diturunkan lagi sesudahnya. Hujan turun deras laksana air yang keluar dari mulut geriba. Allah juga memerintahkan bumi untuk memancarkan air dari segala penjuru.
Diriwiyatkan dalam riwayat ahli kitab bahwa Allah berfirman kepada Nuh keluarlah dari perahu, keluarkan pula istri, anak-anakmu, para istri anak-anakmu dan seluruh hewan yang ada bersamamu supaya semua berkembang dan menjadi banyak di bumi.
banjir ini merata di seluruh permukaan bumi dan Allah tidak menyisakan seorang kafirpun, sebagai jawaban atas do’a Nabi Nuh yang dikuatkan dengan pertolongan dan terjaga dari kesalahan serta dosa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H