Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dari hadits Ibnu Abbas menafsirkan firman Allah Ta’ala dalam QS Nuh ayat 23 tentang Wadd, Suwaa, yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.
وَقَالُوْا لَا تَذَرُنَّ اٰلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَّلَا سُوَاعًا ەۙ وَّلَا يَغُوْثَ وَيَعُوْقَ وَنَسْرًاۚ
Wadd, Suwaa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr adalah nama orang-orang saleh dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada kaumnya untuk membuat patung mereka di tempat mereka biasa duduk, lalu setiap patung diberi nama dengan nama mereka.
Usulan setan tersebut mereka lakukan, sehingga ketika generasi pertamanya sudah tidak ada dan ilmu juga sudah lenyap, patung-patung itu akhirnya disembah. Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat tentang penafsiran ayat di atas, yaitu bahwa (nama-nama tersebut asalnya adalah) orang-orang saleh yang hidup pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh as. Mereka memiliki banyak pengikut yang selalu meneladani kehidupan mereka.
Ketika mereka meninggal, para pengikutnya berkata, “Seandainya kita buatkan patung mereka, hal itu akan membuat kita ingat mereka dan mendorong kita untuk rajin beribadah”. Lalu rencana itu mereka laksanakan. Ketika para pengikutnya telah meninggal, Iblis membisikkan generasi berikutnya, “Sungguh mereka (pendahulu kalian) menyembahnya dan meminta hujan dengan perantara patung-patung ini.
Akhirnya patung-patung itu disembah oleh mereka”.saat itu kerusakan dan penyembahan terhadap berhala merajalela di muka bumi, Allah Ta'ala mengutus Nabi Nuh untuk menyerukan kaumnya agar beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya serta melarang penghambaan kepada selain-Nya. Maka Nabi Nuh merupakan Rasul pertama yang diutus dimuka bumi.
Setelah diutus sebagai seorang Rasul, Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya untuk beribadah semata-mata kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia melarang kaumnya menyembah berhala, patung atau berbagai bentuk taghuT.
Mereka harus meyakini keesan-Nya dan meyakini bahwa tidak ada satupun tuhan yang patut disembah selain-Nya, sebagaimana umumnya merupakan tugas para nabi dan Rosul. Dengan berbagai macam cara Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya, Siang dan malam, sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dengan memberikan janji menyenangkan (targhib) atau ancaman menakutkan (tarhib). Namun usaha keras tersebut tidak mendapat tanggapan positif dari kaumnya.
Sebagian besar kaumnya menolak dakwah Nabi Nuh. Bahkan tidak hanya sampai di situ, mereka pun melecehkan Nabi Nuh dan orang-orang yang mengikutinya. Nabi Nuh tetap sabar menghadapi mereka dan memberikan jawaban atas tuduhan-tuduhan mereka. Nuh menjawab, "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam". Yang diterangkan dalam QS. Al-A’raf : 61
قَالَ يٰقَوْمِ لَيْسَ بِيْ ضَلٰلَةٌ وَّلٰكِنِّيْ رَسُوْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Begitulah seterusnya. Nabi Nuh tanpa rasa bosan, dengan tekun beliau mendakwahi kaumnya walaupun masa dakwahnya sangat lama. Al-Quran menyatakan bahwa masa dakwah beliau mencapai 950 tahun.