Politik uang meningkatkan pragmatism dan apatisme para generasi muda yang menganggap pesta demokrasi yang seharusnya menjadi hari penting untuk memilih wakil rakyat yang berintegritas menjadi ajang transaksi politik untuk kepentingan dan kekayaan pribadi maupun kepentingan kelompok. Politik uang tidak hanya menghancurkan kepercayaan warga negara pada prinsip prinsip pesta demokrasi dan pemerintahan, namun menumbuhkan pandangan pandangan ideologis sebagai pelarian dari kekecewaan politik transaksional.Â
Pandangan politik baru yang tumbuh tidak hanya sekedar protes demokratisasi, namun tumbuhnya pandangan pandangan yang mengancam eksitensi pancasila, seperti liberalisme Amerika dan Prancis, kebangkitan marxisme diantara para mahasiswa, dan bahkan radikalisme sayap kanan yang mengarah pada otoriterisme dan penghapusan serta penyelewengan prinsip prinsip demokrasi pancasila.Â
Politik uang jika tidak diatasi akan membawa Republik Indonesia kedalam jurang kehancuran, meskipun dibalik gemerlap pembangunan nasional maupun gemerlap Jakarta atau rancangan arsitektur IKN.Â
Dua negara dengan tingkat politik uang tertinggi di Dunia, yaitu Uganda dan Benin berada dalam kondisi yang buruk, dan salah satunya yaitu Benin mengalami kebangkrutan. Politik uang menjadi parasit yang membuat demokrasi menjadi busuk, dan menjadikan gemerlapan metropolitan serta pembagunan populis sebagai tameng yang menutupi kebobrokan institusi pemerintahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H