Mohon tunggu...
Rifkhah Adawiah
Rifkhah Adawiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Geografi Universitas Lambung Mangkurat

Wanna know my writing? Press that follow button :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Interaksi Wilayah Berdasarkan Teori Titik Henti (Breaking Point Theory) Pada Kecamatan Mekar Sari Kabupaten Barito Kuala

8 Desember 2022   23:00 Diperbarui: 9 Desember 2022   00:44 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interaksi wilayah adalah suatu hubungan timbal balik (resiprocal relationship) yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan, atau permasalahan baru. 

Kuat atau lemahnya interaksi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementary), adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity), serta adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability).

Teori interaksi wilayah banyak dikembangkan oleh para ahli, seperti K.J. Kansky dan W.J. Reilly. Aplikasi teori-teori interaksi wilayah dapat diterapkan dalam perencanaan pembangunan. 

Seperti, penempatan lokasi pusat pelayanan masyarakat, pembangunan prasarana transportasi yang dapat membuka keterasingan suatu wilayah dari wilayah lain, dan kemajuan informasi serta teknologi. Beberapa analisis interaksi antar wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan rumus salah satunya adalah, Teori Titik Henti.

Teori Titik Henti (Breaking Point Theory) adalah hasil dari modifikasi Model Gravitasi Reilly. Teori ini bertujuan memberikan gambaran tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua kota atau wilayah yang berbeda jumlah dan komposisi penduduknya. Teori Titik Henti juga dapat digunakan dalam memperkirakan penempatan lokasi industri atau pusat pelayanan masyarakat. 

Penempatan dilakukan di antara dua wilayah yang berbeda jumlah penduduknya agar terjangkau oleh penduduk setiap wilayah. Menurut teori ini jarak titik henti (titik pisah) dari lokasi pusat perdagangan (atau pelayanan sosial lainnya) yang lebih kecil ukurannya adalah berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan. 

Akan tetapi, berbanding terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk dari kota atau wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi jumlah penduduk kota yang lebih sedikit penduduknya

Kecamatan Mekar Sari merupakan salah satu kecamatan di Kabupetan Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan dengan luas wilayah 133,50 km2. Kecamatan Mekar Sari adalah salah satu dari kecamatan yang memiliki jumlah desa/kelurahan yang besar di Kabupaten Barito Kuala terdiri dari 9 desa/kelurahan, yaitu Tamban Raya, Tamban Raya Baru, Karang Mekar, Indah Sari, Mekar Sari, Tinggiran Darat, Jelapat II, Tinggiran Tengah dan Tinggiran Baru. 

Secara administrasi kecamatan Mekar Sari terletak di wilayah sisi selatan kecamatan Anjir Muara, di sisi barat kecamatan Tamban dan disi utara, timur kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah, (BPS Kecamatan Mekar Sari 2022).

dokpri/olah pribadi
dokpri/olah pribadi

Rumus Perhitungan Teori Titik Henti (Breaking Point) :

Keterangan :

d = jarak antara kedua kota (dapat diukur dari pusat pemerintahan atau pusat ekonomi atau pusat pertumbuhan)

Penduduk Z = daya Tarik wilayah Z (penduduk yang lebih besar)

Penduduk Y = daya tarik wilayah Y (penduduk yang lebih kecil)

Dalam analisis interaksi wilayah berdasarkan teori titik henti diperlukan data jumlah penduduk yang tersedia pada BPS dan jarak (km) antara pusat pertumbuhan. Beberapa wilayah desa/kelurahan yang akan dianalisis harus memiliki daya tarik penduduk yang lebih kecil dari wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan yaitu wilayah Mekar Sari.  

Oleh karena analisis titik henti adalah suatu langkah lanjutan setelah diketahui sistem hirarki atau pusat-pusat wilayah pada contoh kasus ini yang menjadi wilayah pusat pertumbuhan adalah Mekar Sari. 

Dimana wilayah Mekar Sari yang memiliki jumlah penduduk terpadat dan menjadikannya pusat pertumbuhan atau hirarki I, sehingga perlu diketahui pengaruh dari wilayah yang lebih kecil penduduknya. Maka dari itu, beberapa desa/kelurahan yang memiliki jumlah penduduk lebih besar dari wilayah Mekar Sari, tidak dilakukan analisis interaksi wilayah teori titik henti.

dokpri/olah pribadi
dokpri/olah pribadi

Berdasarkan gambar yang memuat tabel hasil perhitungan teori titik henti (breaking point), wilayah yang memiliki jangkauan interaksi wilayah paling luas adalah Jelapat II dengan luas jangkauan sebesar 13,7 km ke wilayah pusat pertumbuhan, lalu disusul Tinggiran Tengah sebesar 10,8 km, Tamban Raya 7,6 km dan Tamban Raya Baru dengan luas jangkauan 5,3 km. Sedangkan untuk wilayah yang luas jangkauannya interaksinya paling kecil dari pusat pertumbuhannya adalah Karang Mekar memiliki luas jangkauan 3,3 km dan Indah Sari sebesar 4,2 km.

Hal ini menunjukkan bahwa akses dari perbatasan titik henti (breaking point) jika semakin luas jangkauan wilayah pengaruhnya maka wilayah tersebut dapat berpotensi menjadi pusat pertumbuhan. 

Sehingga interaksi wilayah berdasarkan jarak teori titik henti ini dapat dimanfaatkan untuk merencanakan pusat-pusat pelayanan masyarakat, seperti pusat perdagangan (pasar, super market, bank), kantor pemerintahan, sarana pendidikan dan kesehatan, lokasi industri, ataupun fasilitas pelayanan jasa masyarakat lainnya di desa/kelurahan Kecamatan Mekar Sari, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi, Kalimantan Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun