Pandemi Covid-19 masih bertahan menjadi permasalahan prioritas di indonesia. Virus ini dengan betahnya tinggal di Indonesia dan sudah lebih dari 1 setengah tahun bergerilya ke seluruh penjuru nusantara. Dilansir dari akun instagram @satuantugascovid19 bahwa per 10 september 2021, tercatat kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia berjumlah 4.158.731 jiwa, total kesembuhan 3.901.766 jiwa, dan total kasus kematian berjumlah 131.431 jiwa. Melihat dari data tersebut, rasanya sangat tidak elok sekali jika masih ada yang mengatakan bahwa virus corona itu tidak ada.
Permasalahan pandemi Covid-19 ini memanglah sangat kompleks karena membuat banyak sektor terpuruk. Mulai dari sektor yang paling utama yaitu kesehatan, lalu sektor pendidikan yang membuat pembelajaran di alihkan  menjadi daring, lalu sektor ekonomi yang mengahambat mobilisasi untuk meningkatkan keuangan, hingga sektor sosial yang membuat kita terbatas untuk bertemu secara langsung, dan masih banyak permasalahan-permasalahan lainnya yang banyak melibatkan berbagai elemen untuk berkolaborasi dengan bahu-membahu dalam penyelesaiainnya.
Berbagai upaya dalam penyelesaian permasalahan ini pun sudah dilakukan oleh pemerintah. Mulai dari hal yang selalu di propagandakan yaitu penerapan protokol kesehatan secara ketat antara lain: memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilisasi, dan menghindari kerumunan. Lalu di tambah dengan pengoptimalisasian vaksinasi dengan tujuan pencegahan virus corona ke tiap orang-orang dan juga ketika seseorang terkena virus pun harapannya akan meminimalisir keparahan yang terjadi akibat inflamasi dari virus corona.
Vaksinasi ini pun diharapkan dapat menjadi salah satu upaya yang terbaik dalam menyelesaikan permasalahan pandemi ini, karena vaksinasi dapat mencapai herd immunity, yaitu kondisi di mana terjadi kekebalan kelompok yang berguna sebagai kekebalan terhadap penyakit menular tertentu. Dan banyak ahli mengatakan kondisi herd immunity ini dapat terjadi ketika vaksinasi sudah tersebar minimal 70%, dan di Indonesia per hari ini sudah sekitar 32,1% capaian vaksinasinya. Capaian tersebut tentunya masih sangat jauh dari total minimal jumlah yang harus di capai untuk mencapai herd immunity, tetapi dengan segala ikhtiar serta bantuan dari berbagai elemen, harapannya vaksinasi akan segera terus di galakan ke seluruh penjuru Indonesia.
Terlepas dari segala permasalahan yang ramai di perbincangkan seperti di atas, dan juga berbagai upaya penyelesaian yang telah di implementasikan, menurut penulis ada satu hal utama permasalahan yang memang harus di perhatian juga yaitu stres masyarakat akibat pandemi Covid-19 ini.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, stres adalah  reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) yang diakibatkan apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri.Â
Pandemi Covid-19 memunculkan banyak kekhawatiran untuk semua orang, banyak orang yang awalnya khawatir ataupun cemas terhadap aspek kesehatan saja, tetapi selanjutnya hingga sampai saat ini kekhawatiran itu menjadi kompleks karena melihat pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai sektor lainnya juga terpuruk, karenanya kekhawatiran pun menjadi sangat banyak ke hal lainnya dan bukan kepada kesehatan saja. Kekhawatiran yang terus menerus akan menyebabkan stres dan stres yang berlebihan dan berkepanjangan akan membuat aktivitas ataupun pekerjaan menjadi tidak optimal dan lebihnya lagi akan menimbulkan penyakit lainnya yang lebih parah.
Di lansir dari KOMPAS.com, di dalam beritanya disampaikan oleh professor epidemiologi psikiatrik di Harvard Th Chan School of Public Health, Karestan Koenen, Ph.D, bahwa stres menghadapi pandemi Covid-19 dalam jangka panjang juga dapat memicu gangguan stres pascatrauma. Stres dapat menjadi sesuatu yang traumatis saat manusia tidak mampu mengatasinya.
Stres bisa dialami oleh siapapun, mau ia dari orang dengan status ekonomi yang tinggi maupun status ekonomi yang rendah, Semua bisa terkena stres. Menurut penulis di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, kebanyakan orang-orang mengalami stres karena banyak hal dan salah satu pemicunya adalah karena terlalu banyak melihat berita tentang kematian ataupun kasus terkena Covid-19.Â
Dengan banyaknya melihat berita seputar hal-hal negatif seperti itu, kecemasan manusia pun meningkat Karena takut hal tersebut jika terdampak pada dia ataupun keluarganya, dan akibat cemas itupun akhirnya menimbulkan stres. Maka dari itu di masa pandemi Covid-19 ini perlu adanya manajemen untuk mengelola stres dan penulis pun menawarkan suatu gagasan yaitu kelola stress dengan hadir 4 hormon kebahagiaan.
Hormon merupakan senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar endokrin yang berbeda-beda di seluruh tubuh manusia. Saat diproduksi oleh tubuh, hormon akan melakukan perjalanan melalui aliran darah dan bertindak sebagai pembawa pesan yang berperan sangat penting dalam tubuh. Dan penulis akan memberikan sedikit pandangan yang tentunya pandangan ini sudah di perkuat oleh penelitian-penelitian sebelumnya terkait dengan 4 hormon kebahagiaan di tubuh manusia, yang di antaranya adalah: