Mohon tunggu...
Rifkal ArthaYuda
Rifkal ArthaYuda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 keperawatan universitas muhammadiyah kalimantan timur

Aku ingin menulis di kanvas hatimu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Baliho di Mana-mana Sedangkan 2024 Masih Lama

3 September 2021   08:58 Diperbarui: 3 September 2021   09:01 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut penulis alangkah baiknya para politisi tersebut lebih bisa berempati kepada masyarakat yang terdampak dengan memberi bantuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. 

Sebaiknya energi politik nasional diarahkan untuk membantu mengatasi permasalahan pandmei Covid-19 ini dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Narasi manis yang terdapat dalam Baliho-baliho tersebut tidak akan membuat perut rakyat Indonesia menjadi kenyang, tidak akan membuat permasalahan pandemi Covid-19 ini akan cepat selesai karena rakyat lebih membutuhkan makan dari pada kata-kata manis. 

Bahkan bukannya menarik perhatian rakyat, justru baliho-baliho tersebut ramai menjadi topik perbincangan lelucon oleh netizan Indonesia dan juga beberapa kali di jadikan meme. 

Seperti salah satu meme yang memerlihatkan baliho Puan Maharani terpasang di Abbey Road, ruas jalan di London yang menjadi mahsyur karena pernah menjadi latar sampul album The Beatles dan juga satu lagi meme soal perbedaan anak SD zaman dulu dan sekarang dalam menggambar pemandangan, di mana gambar dulu di penuhi dengan pepohonan sedangkan gambar sekarang dipenuhi dengan baliho.

Melihat dari fenomena ini, Menurut penulis alangkah baiknya dana baliho tersebut digunakan untuk membantu masyarakat, karena jika di lihat, tidak cukup dana yang sedikit untuk membuat baliho dengan ukuran yang sangat besar dan jumlah yang sangat banyak tersebut. Dan jika memang para politisi ini sudah ingin memulai dinamika menuju pilpres 2024 dari sekarang, gunakanlah cara yang ideal dan sedikit etis. 

Misalnya memberikan bantuan berupa sembako dan di dalam sembako tersebut di sisipkan kalender ataupun poster dalam bentuk kampanye tersebut atau para politisi membuat pelatihan yang bermanfaat untuk masyarakat Indonesia dan di dalam pelatihan tersebut di sisipkan kampanye untuk memikat hati rakyat. 

Menurut penulis dengan contoh cara-cara tersebut, para politisi akan lebih mengadirkan kebermanfaatan untuk rakyat, ya walaupun tetap saja tujuannya untuk menarik perhatian masyarakat jelang pilpres 2024.

Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, memang segala hal menjadi sangat sensitif. Para politisi yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi seharusnya bisa lebih bijaksana dalam bersikap. Sekarang ini empati harus lebih di prioritaskan bukan kepentingan pribadi yang tak menghadirkan kebermanfaatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun