Mohon tunggu...
Rifkaani Fadhillaa
Rifkaani Fadhillaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya main badminton,jajan diajak jajan , di jajanjn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inflasi Terjadi Akibat Banyak Jumlah Uang yang Beredar

15 September 2024   21:51 Diperbarui: 15 September 2024   22:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh Inflasi di Indonesia

Berikut adalah beberapa contoh menonjol inflasi yang terjadi di Indonesia:

Awal Kemerdekaan (1945-1950): Periode ini ditandai dengan ketidakstabilan ekonomi dan kekacauan politik yang signifikan setelah kemerdekaan negara. Kurangnya mata uang yang stabil dan adanya beberapa mata uang yang beredar secara bersamaan menyebabkan inflasi yang merajalela. Situasi ini diperburuk oleh perang kolonial Belanda dan gangguan ekonomi yang terjadi setelahnya. Periode ini mengalami hiperinflasi, dengan harga naik lebih dari 600%.

Krisis Moneter Asia (1997-1998): Krisis ekonomi global ini berdampak buruk pada Indonesia, menyebabkan devaluasi tajam Rupiah Indonesia dan lonjakan inflasi. Krisis memicu hilangnya kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia, menyebabkan penurunan investasi dan peningkatan pengangguran. Inflasi mencapai puncaknya pada 77,63% pada tahun 1998.

Krisis Finansial Global (2008-2009): Krisis keuangan global tahun 2008 juga berdampak pada Indonesia, meskipun tidak separah krisis keuangan Asia. Krisis ini menyebabkan penurunan permintaan global terhadap ekspor Indonesia dan kenaikan harga komoditas, yang berkontribusi pada inflasi. Namun, pemerintah Indonesia mampu mengelola situasi dengan efektif, dengan inflasi mencapai puncaknya pada 9,87% pada tahun 2008.

●Pandemi COVID-19 (2020-2022): Pandemi COVID-19 mengganggu rantai pasokan global dan menyebabkan lonjakan permintaan untuk barang-barang tertentu, yang berkontribusi pada inflasi di Indonesia. Pandemi juga menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi, yang berdampak pada pengeluaran konsumen dan operasi bisnis. Meskipun inflasi relatif rendah pada tahun 2020, inflasi naik pada tahun 2021 dan 2022, mencapai 3,35% dan 6,4%.

Contoh-contoh ini menyoroti dampak signifikan yang dapat ditimbulkan inflasi terhadap suatu perekonomian. Inflasi yang tinggi dapat menggerus daya beli, mengurangi investasi, dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Inflasi juga dapat memperburuk kesenjangan sosial, karena mereka yang berpenghasilan tetap terkena dampak kenaikan harga secara tidak proporsional.

Meskipun indonesia telah melewati beberapa kali inflasi, pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mengendalikan inflasi.  Beberapa langkah strategis yang dilakukan antara lain:

1. Memperkuat Koordinasi Kebijakan: Pemerintah dan Bank Indonesia bekerja sama untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

2. Mengendalikan Inflasi Komponen Volatile Food (VF):  Pemerintah fokus untuk menjaga inflasi komponen makanan yang mudah berubah (volatile food) agar berada dalam kisaran 3,0% - 5,0%, terutama selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

3. Memperkuat Ketahanan Pangan Domestik:  Pemerintah mendorong program lumbung pangan dan perluasan kerja sama antardaerah untuk memperkuat ketahanan pangan domestik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun