Mohon tunggu...
RIFFI ALAWI
RIFFI ALAWI Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Bachelor Pendidikan Bahasa Inggris UM Surabaya | Pengamat | Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tom Liwafa, Pemilik Kursi Keempat DPR RI Dapil 'Neraka' Jatim I

22 Maret 2024   09:25 Diperbarui: 22 Maret 2024   09:46 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tom Liwafa menganggukkan kepala, seakan membenarkan tentang keraguan orang-orang di sekitarnya, keluarga dekatnya, bahkan tim sendiri di perusahaannya ihwal keputusannya yang sungguh tidak populer dalam memasuki belantara politik.

Saya adalah termasuk orang yang termasuk mengernyitkan dahi saat pertama kali mendengar Tom Liwafa terjun di dunia politik. Semacam mission impossible, mengingat Tom Liwafa sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan dunia yang tidak jelas garis putih dan hitamnya itu.

“Banyak pihak pasti merasa aneh waktu liat saya pertama kali pakai baju partai. Sama, saya juga. Tapi, kita ini hidup harus terus bermetamorfosa. Keputusan saya untuk ambil jalan itu (politik) tentu tidak sama perhitungannya dengan persepsi umum. Artinya apa, kalau kita bicara bidak percaturan di masa mendatang, ini tentang bagaimana kita untuk terus bergerak agar bisa menjadi manfaat yang berkali-kali lipat lebih luas lagi.”

Sebagai ‘anak baru’ di dunia politik, Tom Liwafa mengaku mengkompensasi ketidaktahuannya dengan belajar kepada siapa saja, belajar kepada apa saja. Keterbukaan diri Tom Liwafa dan didorong oleh kebiasaan menekuni hal baru, ditambah lagi oleh bekal kecerdasan yang telah dianugerahkan sejak lahir, membuat proses adaptasinya di dalam seluk beluk perpolitikan berjalan lebih cepat.

“Yah, itu juga karena temen-temen PAN yang memang full-support dan welcome dengan bergabungnya saya. Mas Rizki Sadiq, Mbak Zita Anjani, Mas Eko Patrio, dan yang pasti Pak Ketum Zulhas adalah mentor yang bikin saya bisa lebih tenang dalam melangkah ke depan. Saya justru sangat berterima kasih ketika banyak pihak yang meragukan dan tidak memperhitungkan saya dalam kontestasi 14 Februari kemarin. Hal itu demikian buat saya menjadi tidak terbebani untuk berproses dalam pesta demokrasi.”

14 Februari 2024, menjadi titik mulai bagi seorang Tom Liwafa dalam pergumulannya di bidang politik. Karena statusnya sebagai pendatang baru, tentu tidak ada satu pihak pun yang memperhitungkan kemenangannya. Bahkan dalam survey dari berbagai lembaga, namanya tidak pernah muncul dan bukanlah yang dijagokan untuk lolos ke Senayan.

Kendati diragukan, namun Ia mengaku jika dukungan dari masyarakat Dapil Jatim I Surabaya-Sidoarjo menjelang hari H pencoblosan menjadi deras. Pengenyam S3 Program Doktoral Pengembangan SDM Universitas Airlangga itu membeberkan kepada saya bahwa hal itu tidak membuatnya kepedean dan justru harus realistis tentang apakah bisa melampaui ini atau tidak.

Merefleksi formasi Dapil Jatim I yang meliputi Surabaya-Sidoarjo, Tom Liwafa harus memastikan diri mendapat suara tertinggi dari persaingan dengan 9 caleg sesama partai PAN lainnya. Terlebih, salah satunya adalah Pak Sungkono yang merupakan incumbent, telah 20 tahun menjadi wakil rakyat.

Jalan rintang Tom Liwafa tidak hanya berhenti di titik itu. Lebih lanjutnya, Tom Liwafa yang berada di ‘dapil neraka’ harus bersaing dengan nama-nama mentereng dari partai politik lain.

Di PDI Perjuangan, sebut saja ada Puti Soekarno Putri, Bambang DH, dan Indah Kurnia. Kemudian di PKB ada Syaikhul Islam dan Arzeti Bilbiana. Bambang Haryo, Rahmat Muhajirin, & Ahmad Dhani dari Gerindra. Adies Kadir dari Golkar, Andi Mattaliti & Lucy Kurniasari dari Demokrat, dan sederet nama-nama beken di Dapil Jatim I Surabaya-Sidoarjo.

“Loh terus misalkan ini misalkan, maaf, dalam perhitungan akhir ternyata Mas Tom kalah dan gagal, apa yang mau dilakukan?” nekat saya berseloroh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun