Dalam proses komunikasi antarbudaya, media merupakan tempat, saluran yang dilalui oleh pesan atau simbol yang dikirim melalui media tertulis misalnya surat, telegram. Juga media massa (cetak) seperti majalah, surat kabar, media massa elektronik (radio, televisi, video, film, dan lain-lain).
Efek atau Umpan Balik
Manusia mengkomunikasikan pesan karena dia mengharapkan agar tujuan dan fungsi komunikasi itu tercapai. Tujuan dan fungsi komunikasi, termasuk komunikasi antarbudaya, antara lain memberikan informasi, menjelaskan atau menguraikan tentang sesuatu, memberikan hiburan, memaksakan pendapat atau mengubah sikap komunikan.
Suasana (Setting dan Context)
Satu faktor penting dalam komunikasi antarbudaya adalah suasana yang kadang-kadang disebut setting of communication, yakni tempat (ruang, space) dan waktu (time) serta suasana (sosial, psikologis) dengan komunikasi antarbudaya berlangsung.
Gangguan (Noise atau Interference)
Gangguan dalam komunikasi antarbudaya adalah segala sesuatu yang menjadi penghambat laju pesan yang ditukar antara komunikator dengan komunikan, atau paling fatal adalah mengurangi makna pesan antar budaya.
De Vito (1997) menggolongkan tiga macam gangguan, (1) fisk - berupa interfrensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain, misalnya desingan mobil yang lewat, degungan komputer, kacamata; (2) psikologis – interfensi kognitif atau mental, misalnya prasangka dan bias pada sumber-penerima-pikiran yang sempit; dan (3) semantik – berupa pembicara dan pendengar memberi arti yang berlainan, misalnya orang berbicara dengan bahasa yang berbeda, menggunakan jargon atau istilah yang terlalu rumit yang tidak dipahami oleh pendengar.Â
Sumber: Buku Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya
Penulis: Dr. Alo Liliweri, M. S.
Â