Mohon tunggu...
RIFDA AFIFA SYAHIRA
RIFDA AFIFA SYAHIRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calon S.Tr Gz

I have a keen interest in the field of article writing. This passion drives me to explore and express ideas through well-crafted content, aiming to inform and engage readers. Whether delving into health topics, sharing insights on various subjects, or creating compelling narratives, I find great satisfaction in the art of writing. My goal is to continually enhance my skills and contribute valuable perspectives through my articles.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anemia di Indonesia: Sebuah Krisis Kesehatan yang Terabaikan

23 Agustus 2024   09:17 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:35 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan dalam Penanganan 

Anemia Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, masih terdapat banyak tantangan dalam penanganan anemia di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang anemia dan pentingnya gizi seimbang. Banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa mereka menderita anemia atau tidak tahu cara mencegahnya. Selain itu, distribusi suplementasi zat besi dan program fortifikasi makanan sering kali tidak merata, terutama di daerah terpencil.

Rekomendasi Kebijakan

Untuk mengatasi anemia secara efektif, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Peningkatan Akses terhadap Makanan Bergizi: Pemerintah perlu meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi melalui program subsidi pangan dan peningkatan produksi pangan lokal.
  • Edukasi Gizi yang Intensif: Program edukasi gizi perlu diperluas dan ditingkatkan, dengan fokus pada kelompok rentan seperti wanita usia subur, ibu hamil, dan anak-anak.
  • Penguatan Sistem Kesehatan: Sistem kesehatan perlu diperkuat untuk memastikan distribusi suplementasi zat besi dan program fortifikasi makanan berjalan dengan baik. Ini termasuk peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan infrastruktur kesehatan.
  • Kolaborasi Multi-Sektor: Penanganan anemia memerlukan kolaborasi antara berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, pertanian, dan ekonomi. Pendekatan multi-sektor dapat memastikan bahwa semua aspek yang mempengaruhi anemia dapat ditangani secara holistik.

Kesimpulan 

Anemia adalah krisis kesehatan yang terabaikan di Indonesia. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, prevalensi anemia masih tinggi dan memerlukan perhatian lebih dari berbagai pihak. Peningkatan akses terhadap makanan bergizi, edukasi gizi, dan program kesehatan yang komprehensif sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia dapat mengurangi prevalensi anemia dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun