Epicurus sering dipandang sebagai filsuf yang membalikkan dunia Plato. Dia membuat kasus yang berlawanan di setiap tingkat, secara fisik, etis, dan epistemologis. bagi Epicurus, "perut menguasai pikiran". Bukan sebaliknya.kata Epicurus, "Awal dan akar dari semua kebaikan adalah kenikmatan perut. Bahkan, kebijaksanaan dan budaya harus dirujuk ke sini"Â
Memang benar bahwa dia menganjurkan kesenangan, baik statis maupun dinamis, sebagai kriteria pilihan etis. Namun, etikanya harus dipahami dalam konteks fisikanya. Bahkan, dia mendorong moderasi dan diet sederhana. Sebagaimana dalam suratnya kepada Menoeceus, dia menulis "Kemalangan orang bijak lebih baik daripada kemakmuran orang bodoh."Â
Dan makan dalam dimensi sosial, Epicurus menyebutkan, "Anda harus merenungkan dengan cermat sebelumnya dengan siapa Anda akan makan dan minum, daripada apa yang akan Anda makan dan minum".Bagaimana pun juga, ilmuwan seperti Emeran Mayer menegaskan, "Otak dan usus sangat erat hubungannya, Anda harus melihatnya sebagai satu kesatuan".
sebagaimana Allah berfirman: "Mereka berkata, "Kami ingin memakan hidangan itu agar tenteram hati kami..." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 113)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H