Mohon tunggu...
Rifan Oktafianto
Rifan Oktafianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya penulis biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Operasi Trikora (1961-1962) Upaya Indonesia Memperebutkan Irian Barat

27 Juni 2023   23:27 Diperbarui: 27 Juni 2023   23:35 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelumnya kita sudah membahas materi tentang Operasi Seroja (1975-1976) yang merupakan kampanye militer terbesar kedua yang dilakukan Indonesia di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Nah sekarang kita akan membahas mengenai Operasi Trikora yang merupakan kampanye militer terbesar yang pernah dilakukan oleh Indonesia. 

Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) merupakan operasi militer yang dilakukan Indonesia guna merebut daerah Irian Barat dari kekuasaan kerajaan Belanda. Operasi ini dimulai pada tanggal 19 Desember 1961 hingga  berakhir pada tanggal 15 Agustus 1962.

Masalah mengenai daerah Irian Barat sebenarnya sudah ada sejak Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Pada saat itu pihak Indonesia mengklaim seluruh daerah bekas jajahan Hindia-Belanda. Namun, pihak Belanda bersikeras menentang hal ini dan menganggap daerah Indonesia hanyalah pulau Sumatra dan jawa. 

Setelah dikeluarkannya keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23 Agustus 1949  sampai dengan 2 September 1949, Belanda dan Indonesia sepakat mengenai wilayah daerah Indonesia yang diakui pemerintah Belanda, tetapi mereka berdua tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Irian Barat, dan setuju bahwa kedudukan atas Irian Barat akan dibicarakan kembali selambat-lambatnya 1 tahun setelah penandatangan hasil KMB. Namun, kenyataannya setelah ditunggu-tunggu Belanda tidak mau membicarakan itu.

Disaat struktur pemerintahan Federasi RIS (Republik Indonesia Serikat) hasil dari KMB harus berubah menjadi negara Kesatuan, membuat Belanda berpikir untuk tidak perlu lagi menjalankan hasil kesepakatan KMB dan mengunakan alasan tersebut menjadi dasar untuk tetap mempertahankan Irian Barat. Lalu pada tanggal 15 Februari 1952, Parlemen Belanda sepakat untuk memasukkan Irian Barat menjadi wilayah kekuasaan Belanda dan berencana menjadikan daerah tersebut menjadi Negara Persemakmuran (The Commonwealth) selambat-lambatnya pada tahun 1970.

Pihak Indonesia yang saat itu mendengar kabar tersebut kembali mendesak pemerintahan dunia (PBB) untuk melakukan perundingan kembali dengan pihak Belanda. Namun, hal tersebut belum membuahkan hasil bahkan sampai 8 tahun kemudian. Presiden Soekarno yang muak dengan sikap Belanda yang arogan dan melihat jalan diplomasi mengalami kebuntuan, akhirnya menggunakan cara militer untuk merebut Irian Barat. Pada awalnya Indonesia mencari batuan persenjataan ke Amerika Serikat, tetapi ditolak. 

Akhirnya di bulan Desember 1960, diutuslah Jenderal A. H. Nasution pergi ke Uni Soviet dan ia akhirnya berhasil  melakukan pengadaan militer dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar. Setelah berita pengadaan tersebut tersebar luas, pihak TNI langsung mengklaim bahwa Indonesia merupakan negara terkuat di belahan bumi bagia selatan.

Tidak hanya persenjataan, Indonesia juga membangun beberapa kebutuhan penunjang Operasi militer seperti, landasan udara, pelabuhan dan juga markas komando didaerah perbatasan Maluku dengan Irian Barat. Selain itu Indonesia juga sempat melobi negara-negara seperti India, Pakistan, Australia, Selandia Baru, Thailand, Britania Raya, Jerman, dan Prancis agar mereka tidak memihak kepada Belanda jika peperangan tidak terelakkan.

Untuk mendukung mobilitas Operasi, Soekarno kemudian membentuk Komando Mandala dengan Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando. Komando Mandala sendiri bertugas untuk merencanakan, mempersiapkan, serta menyelenggarakan operasi militer ke wilayah Irian Barat. Dari pihak lain, Angkatan Laut Kerajaan Belanda menjadi tulang punggung pertahanan di Irian Barat. Bahkan mereka mengirim beberapa batalion dari Angkatan Darat dan juga mengirimkan kapal induk Hr. Ms. Karel Doorman ke Irian Barat untuk memperkuat lini pertahanan.

Selama Operasi Trikora berlangsung tercatat Indonesia telah mengerahkan setidaknya 24.500 tentara, 139 pesawat serbu, 50 helikopter, 42 pesawat angkut, 36 kapal pembom strategis, 1 kapal kelas penjelajah, 30 kapal kelas Korvet, dan 12 kapal selam. Sedangkan Belanda mengerahkan setidaknya 12.400 tentara, 5 kapal kelas perusak, 2 kapal kelas fregat, 3 kapal selam dan 1 pesawat angkut. Operasi yang berlangsung selama 1 tahun 5 bulan ini juga mengakibatkan 214 prajurit Indonesia tewas, 1 Kapal tenggelam, dan 2 Kapal kelas Korvet rusak. Sedangkan untuk pihak Belanda sebanyak 96 prajurit tewas.

Pada awal tahun 1962, Amerika Serikat mulai khawatir akan pengaruh Uni Soviet dalam Operasi Trikora, AS kemudian mendesak Belanda untuk membereskan permasalahan ini secepatnya menggunakan jalur diplomasi. Hal ini untuk mencegah keikutsertaan Amerika Serikat dan juga Uni Soviet dalam konfrontasi langsung di wilayah Pasifik. Pada tanggal 15 Agustus 1962, pihak Belanda dan juga Indonesia diundang oleh PBB ke New York untuk melakukan perundingan. Hasil dari perundingan inilah kemudian dinamakan Persetujuan New York yang ditandatangani antara Indonesia Belanda dan PBB sebagai saksi. Adapun 5 poin penting dalam perjanjian tersebut, yakni:
1). Pada tanggal 1 Oktober 1962, Pemerintah Belanda diminta menyerahkan kekuasaan Irian Barat kepada organisasi netral bentukan PBB, yaitu United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA).
2). Di tanggal yang sama, bendera PBB akan berkibar di Irian Barat dan akan berdampingan dengan bendera Belanda dan bendera Indonesia secara bergiliran.
3). Pihak belanda diminta untuk melakukan pemulangan orang-orang sipil dan militer mereka dan harus selesai selambat-lambatnya pada 1 Mei 1963.
4). Pemerintah UNTEA harus berakhir pada 1 Mei 1963 dan pemerintahan selanjutnya akan diserahkan kepada pihak Indonesia.
5). Diadakannya Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat), dimana rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk memilih tetap menjadi wilayah Indonesia atau memisahkan diri dari Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun