Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Arumwati

10 September 2019   15:00 Diperbarui: 10 September 2019   15:31 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku sedang capek,” dusta saya. Padahal saya sangat ingin, apalagi teringat Arum. Sial! Bagaimana mungkin saya menjadi orang munafik di saat melakukannya dengan istri, secara bersamaan saya membayangkan Arum, yang belum tentu semilimeter pun memikirkan saya.  Alan, kau harus berpikir realistis!

Saya kemudian membuang novel itu ke tong sampah. Pagi ini saya mengisi program di radio tentang syair-syair. Tapi, tunggu dulu.  Saya tak sengaja melihat Arum bergandengan dengan lelaki di halaman sebuah mall. Perempuan itu memanggil saya, lalu memperkenalkan lelaki itu sebagai pacar barunya. Dia juga menambahkan sangat tak bisa menulis satu paragraph pun untuk jabang novelnya saat dia bersama saya.

“Jadi setelah jalan dengan lelaki ini, ide-ideku selancar arus sungai.”

---sekian---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun