“Aku sedang capek,” dusta saya. Padahal saya sangat ingin, apalagi teringat Arum. Sial! Bagaimana mungkin saya menjadi orang munafik di saat melakukannya dengan istri, secara bersamaan saya membayangkan Arum, yang belum tentu semilimeter pun memikirkan saya. Alan, kau harus berpikir realistis!
Saya kemudian membuang novel itu ke tong sampah. Pagi ini saya mengisi program di radio tentang syair-syair. Tapi, tunggu dulu. Saya tak sengaja melihat Arum bergandengan dengan lelaki di halaman sebuah mall. Perempuan itu memanggil saya, lalu memperkenalkan lelaki itu sebagai pacar barunya. Dia juga menambahkan sangat tak bisa menulis satu paragraph pun untuk jabang novelnya saat dia bersama saya.
“Jadi setelah jalan dengan lelaki ini, ide-ideku selancar arus sungai.”
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H