Ternyata tepat Sabtu sore telah cukup bagiku mendiami ruang iccu. Aku dipindahkan ke ruang kelas tiga. Saat itulah kebiasaan yang dulu pernah kulakukan, kembali bermunculan. Aku juga bab beberapa kali. Dan babku berwarna hitam, sama seperti tanda-tanda orang yang mau mati.Â
Aku kemudian dipindahkan ke depan orang yang mengelilingi sesaji. Mereka menerimaku dengan senang, lalu menidurkanku di atas sesaji. Orang-orang mulai membaca Al Qur'an. Sementara aku merasa ada orang yang baru saja dicabut nyawanya di kamar lain. Apakah sebentar lagi giliranku? Perawat hanya bisa  pasrah, tak bisa berbuat apa-apa. Dia meminta keluargaku agar ikhlas. Tapi, aku seolah dibisiki lelaki yang menutupi kepalanya dengan jaket hitam itu, bahwa giliranku masih lama.Â
Semangatku muncul hingga sekarang masih bernyawa. Namun, aku tetap masih berpikir, apakah mereka-mereka yang hampir sekarat, juga pernah melihat lelaki yang menutupi kepalanya dengan jaket hitam itu? Jika benar, siapakah dia sebenarnya?
---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI