Napas saya seketika terhenti. Saat itulah saya tersentak. Ternyata saya hanya mimpi. Tapi ketika menyadari laptop saya tidak ada lagi, itu benar apa-apa."
"Ada apa, Pak? Semua penumpang sudah turun sejak sejam lalu."
"Laptop saya hilang."
"Anda sendirian?" Dia menodong saya dengan pertanyaan menjebak. Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya sendirian ditinggalkan laptop. Tapi saya ingat masih ada teman lain, kopi di dalam gelas mineral. Dia  dingin di kaca jendela.
"Di sini di larang sendirian." Dia melanjutkan pekerjaannya. "Kopi itu juga punya teman."
"Sepiring pisang goreng pastinya." Perut saya lapar.
"Bukan! Dia telah berteman dengan kecoa." Saya melihat memang ada kecoa mati terendam air kopi. Tiba-tiba saya semakin sendirian.