Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Buta

23 Agustus 2019   14:18 Diperbarui: 23 Agustus 2019   14:27 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

"Membaca novel itu."

"Halaman seratus lima belas."

"Pasti Sam akan mengatakan cinta kepada Sarlita. Perempuan itu menerimanya, meskipun tahu akan banyak penghalang  merintangi cinta mereka."

"Kok kau tahu Sanif?"

"Aku kan peramal!"

Dia tertawa, duduk di sebelahku. Aku mengaromai shampo. Mungkin rambutnya sangat dekat ke hidungku. Hmm, seandainya aku boleh memeluk kepala dan mengecup rambutnya. Tapi, ah, aku hanya mengkhayal.

Di bercerita senja ini cerah. Banyak pasangan, terkadang bersama anak-anak---mungkin anak mereka.

Ada pula yang asyik memainkan layang-layang. Seorang lelaki bertopi cupluk, duduk sekitar sepuluh meter dari kami. Dia sedang melukis.  Bisa jadi dia melukis senja, atau kami berdua. Marina tetawa lepas. Dia mengupas sesuatu. Sesuatu itu dia letakkan di bibirku; seulas jeruk.

"Enak?"

"Enak, dong!"

"Manis?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun