Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Cara Sederhana Menjadi Penulis (Cerpen)

25 Juli 2019   11:32 Diperbarui: 27 Juli 2019   00:16 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan lupa siapkan bumbunya, Sob (hehehe seperti mau masak saja).

Bumbu Pertama Adalah Membaca

Penulis, termasuk cerpenis harus rajin membaca. Tanpa rajin membaca, seorang penulis tak akan bisa, misalnya menjadi cerpenis. Sebaliknya orang yang benci menulis (mengarang), tapi karena rajin membaca, suatu waktu bisa saja dia menjadi penulis (cerpenis).

Bumbu Kedua Menulis Cerpen Itu Mudah

Calon cerpenis sebaiknya menghilangkan kata susah (sulit) menulis cerpen dari benaknya. Tanamkan bahwa di benak kamu bahwa menulis cerpen itu mudah.

Bumbu Ketiga Ide

Mencari ide itu tidak sulit. Ribuan bahkan jutaan ide bertebaran di mana-mana. Jadi tidak ada kata untuk writer block alias buntu nulis.

Bumbu Keempat Etalase

Mempersiapkan paragraf pertama yang "nendang". Ibarat berjualan pakaian, maka yang dilihat dulu adalah yang dipajang di etalase depan. Bila pakaian itu menarik hati pembeli, maka akan dibeli. Seperti itu pula cerpen.

Bumbu Kelima Si Buta Dari Gua Hantu

Bersikaplah seperti si buta dari gua hantu ketika menulis cerpen. Artinya saat menulis jangan terganggu oleh sekeliling kamu. Bahkan cerita dalam cerpen itu jangan kamu baca sebelum  tamat.

Bumbu Keenam Tanda Baca Dan EYD

Penggunaan tanda baca seperti tanda titik, koma, tanda seru, tanda tanya sangat penting agar cerpen kamu disukai pembaca.

Contoh yang salah:
Hampir setiap hari lelaki itu berdiri di tempat itu seolah menunggu sesuatu tetapi yang ditunggunya tidak datang.

Harusnya:
Hampir setiap hari lelaki itu berdiri di tempat itu, seolah menunggu sesuatu, tetapi yang ditunggunya tidak datang.

Khusus EYD (ejaan yang disempurnakan) tetap dipatuhi dalam narasi, kecuali dalam dialog (bila membuat cerpen remaja (pop).

Contohnya:
Dia menatapku dengan sinis. Saat aku melewatinya, dia sengaja menjulurkan kakinya. "Mata lo mana? Kaki gue kau injak. Gue bogem, nyahok lo!" ucapnya sambil menyentil hidungnya sendiri seperti gaya Bruce Lee.

Bumbu Ketujuh Bebas Lepas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun