Jangan lupa siapkan bumbunya, Sob (hehehe seperti mau masak saja).
Bumbu Pertama Adalah Membaca
Penulis, termasuk cerpenis harus rajin membaca. Tanpa rajin membaca, seorang penulis tak akan bisa, misalnya menjadi cerpenis. Sebaliknya orang yang benci menulis (mengarang), tapi karena rajin membaca, suatu waktu bisa saja dia menjadi penulis (cerpenis).
Bumbu Kedua Menulis Cerpen Itu Mudah
Calon cerpenis sebaiknya menghilangkan kata susah (sulit) menulis cerpen dari benaknya. Tanamkan bahwa di benak kamu bahwa menulis cerpen itu mudah.
Bumbu Ketiga Ide
Mencari ide itu tidak sulit. Ribuan bahkan jutaan ide bertebaran di mana-mana. Jadi tidak ada kata untuk writer block alias buntu nulis.
Bumbu Keempat Etalase
Mempersiapkan paragraf pertama yang "nendang". Ibarat berjualan pakaian, maka yang dilihat dulu adalah yang dipajang di etalase depan. Bila pakaian itu menarik hati pembeli, maka akan dibeli. Seperti itu pula cerpen.
Bumbu Kelima Si Buta Dari Gua Hantu
Bersikaplah seperti si buta dari gua hantu ketika menulis cerpen. Artinya saat menulis jangan terganggu oleh sekeliling kamu. Bahkan cerita dalam cerpen itu jangan kamu baca sebelum  tamat.
Bumbu Keenam Tanda Baca Dan EYD
Penggunaan tanda baca seperti tanda titik, koma, tanda seru, tanda tanya sangat penting agar cerpen kamu disukai pembaca.
Contoh yang salah:
Hampir setiap hari lelaki itu berdiri di tempat itu seolah menunggu sesuatu tetapi yang ditunggunya tidak datang.Harusnya:
Hampir setiap hari lelaki itu berdiri di tempat itu, seolah menunggu sesuatu, tetapi yang ditunggunya tidak datang.Khusus EYD (ejaan yang disempurnakan) tetap dipatuhi dalam narasi, kecuali dalam dialog (bila membuat cerpen remaja (pop).
Contohnya:
Dia menatapku dengan sinis. Saat aku melewatinya, dia sengaja menjulurkan kakinya. "Mata lo mana? Kaki gue kau injak. Gue bogem, nyahok lo!" ucapnya sambil menyentil hidungnya sendiri seperti gaya Bruce Lee.