Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tetangga-tetangga

13 Juli 2019   14:58 Diperbarui: 13 Juli 2019   15:03 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nggak apa-apa, Mang. Santai saja, aku yang traktir.”

Kami berbincang ngalor-ngidol. Satu ngeloyor, satu di Kidul (nggak nyambung jek, ehem teringat Kidul Mbak Jora). Saat tekwan berada di hadapanku, terasa asap segar membuat laparku menggeliat. Aku mengambil saos, dan menyemprot tekwan. Tapi kok ada yang aneh. Kenapa kertasku berwarna darah.

Amangoi, ternyata Ni sedang tegak berkacang pinggang. “Jadi ini kerjaanmu di rental komputer?"

“Ini kan cuma cerita.”

“Cerita apaan! Kau sengaja, kau punya pacar, ya? Awas!” Ni menggulung lengan baju. Tubuh gempalnya semakin menyeramkan.

“Aku sebenarnya sangat tak bisa melupakanmu, Ni. Bahkan dalam cerita pendek ini saja, aku selalu membawa-bawa namamu; Sumarni. Tak  tahukah betapa cinta aku kepadamu.” Lengan baju diturunkannya. Senyum malu dikecupkan ke ujung rambutku. Sementara aku buru-buru mengirim cerita pendek ini ke Kompasiana. Ceritanya seperti terpenggal karena Ni memutus inspirasiku.

Ni menggandeng  tanganku. Sementara Sum, dan Marni yang duduk di dekat mamang rental, cekikikan sambil mengedipkan mata. Yang ini jangan cerita-cerita dengan Sumarni.  Bisa-bisa aku hanya makan punggung terus nanti malam.

---sekian---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun