Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Frang Barat Si Joki Mamak Beruk

21 Juni 2019   15:00 Diperbarui: 21 Juni 2019   16:06 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

"Tuh!" Frang tersedu. Dia menunjuk dengan bibirnya yang monyong.

Jadi, gundukan tanah itu milik Mansi. Kakmin ikut tersedu di sebelah Fang.  Mansi sudah mati. Lama mereka mengadakan prosesi kesedihan. Mereka berpelukan. Tapi setengah jam kemudian, Kakmin tersadar. Ha, kelapa? Kelapa harus dipetik! "Frang, aku pulang dulu. Sementara aku memakai jasa pengusaha beruk lain sampai kesedihanmu berkurang."

Seminggu kemudian Kakmin ke rumah Fang. Kasihan bujangan itu menanggung sedih sendirian. Ternyata dia masih di belakang rumah, di antara pohon ketapang. Dia seakan sudah tumbuh di sana.

"Aii, Frang kau masih di sini? Move on dong.  Cari beruk baru."

"Harganya mahal hampir setengah juta."

"Apa guna ada kawan? Pinjam sama aku. Hidup tak akan kelar kalau kau bersedih terus."

Frang berdiri. Dia seakan menyeret Kakmin  mendekati pantai. Di situlah  Wansi sedang tertidur.

"Aku kehilangan Mansi. Dan aku sangat sedih. Sementara siapa yang bisa menghibur Wansi? Dia sekarang sedang hamil. Sebentar lagi dia melahirkan tanpa pejantan."

"Carikanlah dia pejantan."

"Apa dia mau?"

Kakmin terdiam. Frang bingung siapa kelak yang mengasuh anak yatim dari mendiang Mansi. Kawanku ini sudah tak waras, batin Kakmin sambil meninggalkan Frang. Kakmin tak pernah lagi berkunjung ke rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun